Jakarta,Metapos.id – PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) telah memulai langkah baru dalam menggelar program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang melibatkan Fakultas Teknologi Pertanian dan Biosistem Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara (Asmakara). Langkah ini bertujuan untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan di wilayah Kabupaten Klaten, Yogyakarta, dengan fokus pada para petani yang menggarap tanaman kedelai. Aksi ini menjadi bukti konkret komitmen PT KBI dalam berkontribusi pada perkembangan pertanian lokal.
Program TJSL yang bernama Bantuan Pendanaan pada Petani Penggarap Kedelai ini merupakan upaya PT KBI untuk menjawab tantangan dan mengatasi permasalahan hulu hingga hilir para petani penggarap yang selama ini belum memiliki lahan sawahnya sendiri. Dengan dibangunnya sebuah ekosistem dengan sistem Triple Helix, yaitu sistem kemitraan yang meliputi peran offtaker industry, Akademisi, dan Pemerintah Wilayah Kabupaten Klaten. Petani penggarap dapat menggunakan lahan yang dimiliki oleh pemerintah setempat dan kemudian hasil panennya dapat masuk ke resi gudang dan akan dijual kepada para standby buyer yang sudah dilibatkan dalam ekosistem ini. Kesinambungan kerja yang dibangun dapat menjadi sebuah solusi untuk peningkatan ekonomi maupun kesejahteraan dari para petani penggarap.
Program Penyaluran Bantuan Dana ini diberikan kepada 55 petani penggarap kedelai dengan alokasi lahan 10 Ha di daerah Kabupaten Klaten dan Kabupaten Bantul. Program tersebut terdiri dari kemitraan dan pendataan Kelompok Tani Kedelai, Pendampingan dan Pelatihan Standard Operating Procedure (SOP) Budidaya Kedelai, dan Penanganan Pasca Panen Kedelai Lokal di petani. Harapannya, program tersebut dapat meningkatkan upaya budidaya kedelai dan kemandirian pangan kedelai serta meningkatkan pengetahuan dan hasil panen bagi petani penggarap dan kelompok petani.
Budi Susanto, Plt Direktur Utama PT KBI, menegaskan, “Kami bertekad untuk menciptakan sebuah ekosistem di mana petani penggarap yang tidak memiliki lahan sendiri dapat menikmati hasil jerih payah mereka setelah masa panen. Kita semua tahu bahwa kedelai adalah komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan bahkan dunia. Sebagai salah satu komoditas makanan pokok, permintaan akan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya. Namun, dalam realitas ini, peningkatan produksi kedelai oleh petani harus diiringi dengan dukungan kemitraan yang memadai.”
“Dengan program bantuan ini, petani penggarap tidak perlu khawatir tentang modal untuk
penanaman, pemasaran produk mereka, bahkan modal awal yang kami berikan dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya. Kami berharap bahwa inisiatif ini akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan para petani, khususnya para petani penggarap,” ujar Budi.
Hasil panen kedelai dari para petani penggarap akan secara resmi tercatat dalam Sistem Resi Gudang (SRG) milik PT KBI. Langkah ini bertujuan untuk menyediakan kemudahan bagi para petani penggarap ketika mereka berencana untuk melakukan transaksi jual-beli. Dengan adanya pihak pembeli yang siap sedia, para petani penggarap dapat mengalami secara nyata hasil jerih payah yang telah mereka upayakan selama ini.