Jakarta, Metapos.id Memasuki usia ke-26 tahun, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan pasar modal Indonesia. Dalam waktu dekat, KSEI siap implementasikan tiga rencana strategis.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat menyampaikan, “KSEI menetapkan beberapa program strategis di tahun 2023 sebagai upaya untuk pendalaman dan perluasan layanan pada era digital, melalui penguatan infrastruktur, inovasi dan pengawasan yang terintegrasi, untuk mewujudkan KSEI sebagai information hub dan financial hub. Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi manajemen, yang juga didukung oleh segenap insan KSEI”, ujar Samsul.
Sejak berdin di tahun 1997, KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal sesuai dengan Undang-Undang (UU) Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, telah mengalami berbagai perkembangan. Dari menyediakan layanan utama berupa penyelesaian transaksi dan penyimpanan Efek, KSEI kini juga melakukan pengembangan infrastruktur pasar modal, termasuk penyediaan sistem atau platform. Inovasi yang dilakukan KSEI tersebut merupakan dukungan. untuk kemajuan pasar modal Indonesia. Samsul menambahkan, beberapa pengembangan yang telah dilakukan KSEI termasuk dalam tonggak sejarah pasar modal dan mendukung perkembangan di era digital.
Peningkatan Jumlah Investor
Sebagai LPP, KSEI memperoleh mandat sebagai lembaga yang mencatatkan data investor pasar modal. Jumlah investor pasar modal pada tahun 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,6% dari 10,31 juta pada tahun 2022 meningkat menjadi 12,13 juta per 20 Desember 2023. Jumlah. tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,23 juta), reksa dana (11,37 juta), surat berharga negara atau SBN (999 ribu). Sedangkan dari data demografi per 20 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,33% laki-laki, 56,47% usia di bawah 30 tahun, 32,99% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,73% lulusan SMA, 46,32% berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 68, 14% berdomisili di pulau Jawa.
Direktur Penyelesaian, Kustodian dan Pengawasan Eqy Essiqy mengatakan, “Dominasi anak muda pada demografi investor juga ditandakan dengan tingginya jumlah kepemilikan reksa dana melalui agen penjual efek reksa dana (selling agent/SA) berbasis financial technology (fintech)” ungkap Eqy. Data KSEI mencatat 9,39 juta rekening reksa dana ada di SA fintech atau sekitar 77,49%. Eqy menambahkan, hal ini membuktikan bahwa platform digital menjadi sarana yang paling banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi di pasar modal.
Peningkatan juga dicatatkan KSEI dari jumlah aset yang tercatat di KSEI, baik dari saham dan surat berharga lainnya, maupun reksa dana. Jumlah aset saham dan surat berharga lainnya yang tercatat di sistem C-BEST KSEI meningkat 14,86% menjadi 7.715 Triliun pada 20 Desember 2023. Jumlah saham dan surat berharga lainnya juga mengalami peningkatan 16,73% dibandingkan tahun 2022, dengan jumlah yang mencapai 2.874 saham dan surat berharga lainnya.
Sedangkan dari kinerja reksa dana, jumlah Asset Under Management (AUM) yang tercatat di KSEI menurun 3,76% dari Rp797,31 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp767,32 triliun pada 20 Desember 2023, dengan jumlah produk reksa dana yang menurun 6,84% menjadi 2.249 pada 20 Desember 2023. Penurunan data reksa dana merupakan bagian dari dinamika dan perkembangan industri reksa dana di Indonesia.
Siap Implementasikan 3 Rencana Strategis
Di usia ke-26 tahun, KSEI berupaya menciptakan inovasi terbaik yang terbaik untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia. Pada tahun 2023, KSEI memiliki beberapa program strategis yang terkait dengan pengembangan infrastruktur. Dari beberapa program strategis yang telah dirumuskan, tiga diantaranya siap diimplementasikan mulai Q1 tahun mendatang.
Rencana strategis KSEI pertama yang akan diimplementasikan tahun depan adalah platform administrasi prinsip mengenal nasabah (know your customer/ KYC). KSEI telah mengembangkan platform untuk layanan administrasi prinsip mengenali nasabah (LAPMN) yang diberi nama CORES.KSEI (centralized investor data management system). Pengembangan platform LAPMN mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 15 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN) yang diterbitkan 8 Agustus 2023. Dengan CORES, KSEI, pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terpusat untuk digitalisasi data dan dokumen KYC nasabah, sehingga dapat dilakukan sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya agar lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang.
Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi Dharma Setyadi mengatakan, “KSEI berharap platform CORES.KSEI dapat mendukung akselerasi pendalaman pasar melalui kemudahan proses consumer due diligence di sisi Penyedia Jasa Keuangan dan nasabah, sehingga jumlah investor di pasar modal dapat tumbuh lebih cepat melalui platform yang berbasis elektronik dan fintech.”
Selain itu, tambah Dharma, KSEI telah siap untuk merealisasikan pengembangan terkait alternatif penyimpanan dana nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) dan Invesor Fund Unit Account (FUA). SRE maupun IFUA merupakan rekening yang digunakan untuk proses transaksi di pasar modal, yaitu SRE untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang, serta IFUA untuk instrumen reksa dana.
Pemanfaatan SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal ini bertujuan untuk memudahkan investor khususnya individu, mulai dari Human 2/3 pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi hingga penyelesaian transaksi. SRE dan IFUA sebagai altematif penyimpanan dana nasabah dapat menjadi pilihan bagi investor untuk menyimpan dana yang digunakan untuk transaksi pasar modal selain Rekening Dana Nasabah (RDN) yang saat ini diterapkan.
Selain 3 rencana strategis yang siap implementasi tahun mendatang, KSEI memiliki beberapa rencana strategis lain yang meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S MULTIVEST) dan perluasan fitur eASY.KSEL Perluasan S-MULTIVEST dilakukan agar dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun. Sebelumnya, S-MULTIVEST yang merupakan pengembangan sistem S-INVEST, telah diluncurkan pada tahun 2020 untuk mendukung implementasi program pemerintah yaitu Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA). S-MULTIVEST untuk industri asuransi dan dana pensiun diharapkan sudah dapat terealisasi mulai tahun 2024.
Untuk memperluas fungsi eASY.KSEL, yang merupakan platform untuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) online KSEI tengah menambahkan fitur baru untuk mendukung penyelenggaraan RUPS online jenis Efek lainnya. Sebelumnya, KSEI telah meluncurkan EASY.KSE! sejak tahun 2020 yang dapat digunakan untuk penyelenggaran RUPS online efek bersifat ekuitas. Pengembangan eASY.KSEI dilakukan KSEI untuk mendukung penggunaan platform tersebut dalam penatausahaan. dan penyelenggaran RUPS online untuk Efek Bersifat Utang, Efek Obligasi Syariah dan Unit Penyertaan. Pengembangan ini merupakan program multi-years yang ditargetkan untuk terealisasi mulai tahun 2024.