Jakarta , Metapos.id – S&P Global Ratings, lembaga pemeringkat kredit
independen terkemuka di dunia, bersama dengan PEFINDO, lembaga pemeringkat
kredit pertama dan terbesar di Indonesia, menyelenggarakan seminar Annual
Indonesia Credit Spotlight yang kedua di Jakarta. Seminar bertajuk “Tren Kredit di
Bawah Pemerintahan Baru” ini menghadirkan para ahli yang membahas mengenai tren kredit utama yang akan membentuk masa depan keuangan Indonesia.
Analis dan ekonom senior dari S&P Global Ratings dan PEFINDO membagikan
perspektif mereka mengenai outlook perekonomian Indonesia pada tahun 2024,
ulasan mengenai kinerja keuangan pemerintah dan korporasi, serta pandangan mengenai sektor perbankan, transisi energi, dan keuangan berkelanjutan.
Seminar yang diadakan di Soehanna Hall – The Energy Building Jakarta ini diawali
dengan kata sambutan dari Matthew Batrouney, Managing Director, Commercial
Lead Sustainable Finance APAC, S&P Global Ratings. Acara dilanjutkan dengan
presentasi dan sesi panel dengan narasumber dari S&P Global Ratings dan
PEFINDO, sebelum ditutup dengan closing remarks oleh Direktur Utama PEFINDO
Irmawati Amran.
Pada sesi tren perekonomian, Senior Economist S&P Global RatingsVishrut Rana menyampaikan bahwa:
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama mencatatkan capaian
yang begitu tangguh didukung oleh belanja pemerintah yang kuat. Untuk sisa
tahun 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih lambat dari trennya
karena siklus permintaan domestik yang lebih lemah dan kebijakan moneter
yang lebih ketat. Pasca tahun 2024, perekonomian Indonesia akan menuai
manfaat dari pertumbuhan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja serta keuntungan dari investasi langsung yang berasal dari dalam dan luar negeri,
sehingga menempatkan Indonesia pada jalur pertumbuhan yang stabil hingga
tahun 2030.”
Terkait tren keuangan pemerintah, Direktur Sovereign Ratings S&P Global Ratings
Andrew Wood menuturkan:
“Kinerja fiskal Indonesia terus memperoleh manfaat dari pertumbuhan pendapatan yang baik dan keputusan belanja yang penuh kehati-hatian. Kami
mengantisipasi akan terjadinya transisi yang mulus dari pemerintahan saat ini ke
pemerintahan berikutnya, meskipun pendekatan pemerintahan selanjutnya
terhadap kebijakan fiskal dan reformasi ekonomi, serta dinamika koalisi
parlemen, akan menjadi faktor penentu yang penting atas kinerja Indonesia
selama lima tahun ke depan.
Kondisi eksternal Indonesia saat ini berada pada kondisi yang lebih kuat dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Kembalinya
pertumbuhan ekspor yang lebih cepat dapat menjaga momentum ini tetap
berjalan.