Jakarta, Metapos.id – Tema “Jakarta Kota Global Berjuta Pesona” mengiringi perayaan HUT ke-497 Kota Jakarta. Tema ini tidak hanya merayakan sejarah panjang Jakarta, tetapi juga menandai peralihan statusnya dari ibu kota negara menuju pembangunan baru sebagai Kota Global. Meskipun tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta tetap menjadi pusat bisnis dan pertemuan internasional.
Dengan usia yang hampir mencapai 500 tahun, Jakarta telah mengalami transformasi luar biasa,berkembang menjadi kota megapolitan yang penuh energi dan inovasi. Potensi Jakarta tidak akan berkurang meskipun tidak lagi menjadi ibu kota negara. Sebaliknya, perubahan ini membuka peluang baru di sektor bisnis, pariwisata, budaya, dan MICE (Meeting, Incentive, Convention,Exhibition).
Kemajuan Jakarta tidak terlepas dari peran penting perempuan, terutama mereka yang berasal dan tinggal di Jakarta. Perempuan memiliki kontribusi besar dalam berbagai sektor, mulai dari politik,bisnis, hiburan, hingga bidang lainnya.Memanfaatkan momentum HUT Jakarta tahun ini, organisasi PUAN (Perempuan Amanat Nasional) menyelenggarakan dialog bertema “Perspektif PeremPUAN Menuju Transformasi Jakarta Sebagai Kota Global.”
Sari Pramono, Ketua PUAN DPW DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Pasar Kerja dan Pemagangan Kadin Indonesia, menyatakan bahwa transformasi Jakarta tidak dapat dipisahkan dari kontribusi aktif kaum perempuan, “sebagai kota yang dinamis dan penuh potensi, Jakarta tidak hanya menjadi pusat ekonomi dan budaya, tetapi juga merupakan tempat di
mana transformasi besar sedang terjadi.
Dalam perubahan ini, perempuan memainkan peran yang sangat krusial.”
Data terbaru menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia, termasuk di Jakarta, telah mencapai kemajuan signifikan dalam berbagai bidang. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di
Indonesia, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, mencapai sekitar 54,3%. Di Jakarta sendiri, angka ini lebih tinggi, mencapai 56,1%, menunjukkan bahwa perempuan semakin aktif dalam dunia kerja dan berkontribusi pada perekonomian kota.
Di sektor pendidikan, perempuan juga menunjukkan pencapaian yang mengesankan. Tingkat partisipasi pendidikan perempuan di tingkat menengah atas dan perguruan tinggi terus meningkat.Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2023, sekitar 52% dari total mahasiswa di perguruan tinggi adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan semakin
mendapatkan akses yang lebih baik ke pendidikan tinggi, yang merupakan modal penting untuk berpartisipasi dalam transformasi kota.
Di sektor ekonomi, menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tahun
2023, sekitar 60% dari total usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jakarta dimiliki dan dikelola oleh perempuan, yang pada akhirnya berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal.
Ini menunjukkan bahwa perempuan adalah kekuatan pendorong penting dalam pergerakan ekonomi Jakarta.
Walaupun dengan segala kemajuan yang telah dicapai, masih banyak pula perempuan Indonesia yang menghadapi berbagai kendala di kehidupan sehari-hari mereka. Seperti masalah kesetaraan
gender di tempat kerja, angka kematian ibu dan anak yang relatif masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, kekerasan berbasis gender, akses ke modal usaha, masih
kurangnya representasi dalam politik dan kepemimpinan, dan lainnya. Jelas hal ini masih menjadi tugas yang besar dan tidak ringan untuk dihadapi bersama.
Untuk itulah, PUAN, sebagai organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia, akan terus berkomitmen untuk mendukung dan menginspirasi perempuan di Jakarta. “Kami percaya bahwa dengan memberikan peluang, dukungan, dan platform yang tepat, perempuan Indonesia dapat meraih potensi tertinggi mereka dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi
transformasi kota ini. Kami ingin melihat lebih banyak perempuan di posisi kepemimpinan, lebih banyak perempuan yang berinovasi, dan lebih banyak perempuan yang berkontribusi dalam
membentuk masa depan Jakarta,” ucap Sari.
Diana Dewi, S.E., Ketua Umum KADIN DKI Jakarta, yang turut hadir sebagai narasumber dalam dialog menambahkan, “pengusaha adalah pejuang, maka dari itu perempuan pengusaha harus pintar melihat peluang dan harus berjuang agar Jakarta dapat menjadi Kota Global dan pastinya tidak kalah dengan negara-negara lain yang sudah memindahkan ibu kotanya ke daerah lain. Kita,sebagai perempuan Indonesia, harus optimis menyongsong masa depan yang lebih cerah”.
Transformasi Jakarta menuju Kota Global bukan hanya tentang pembangunan fisik atau ekonomi,tetapi juga bagaimana seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan, berperan aktif dalam
perkembangan kota. Melalui kolaborasi inklusif dan berkelanjutan, Jakarta dapat menjadi kota global dalam praktik dan kenyataan.
Acara dialog yang diselenggarakan oleh PUAN DPW DKI Jakarta di Sarinah, Jakarta Pusat, ini juga turut dihadiri oleh Inke Prima Diyarni, Staf Ahli Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta Bidang Perencanaan Strategis dan Pendanaan Pembangunan, dan Intan Fauzi, Ketua Umum PUAN.