Jakarta , Metapos.id – Grab Indonesia buka suara terkait aksi demo yang dilakukan oleh driver ojek online (ojol) yang diiringi oleh aksi mematikan aplikasi secara serentak pada hari ini, Kamis, 29 Agustus.
Chief of Public Affairs, Grab Indonesia Tirza Munusamy mengatakan, Grab senantiasa menghargai hak mitra pengemudi untuk menyuarakan pendapat dan aspirasinya selama dilakukan dengan tertib, damai, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Kami juga menyediakan wadah bagi Mitra untuk mengemukakan pendapat dan masukan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk melalui layanan Grab Support maupun kegiatan tatap muka antara perwakilan Grab dengan komunitas Mitra Pengemudi yang dilaksanakan secara berkala,” ujarnya dalam keterangan kepada media, Kamis, 29 Agustus.
Ia juga menegaskan, besaran tarif layanan pengantaran Grab telah dihitung secara saksama sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Permenkominfo No. 1/Per/M.Kominfo/01/2012 tentang Formula Tarif Layanan Pos Komersial serta dirancang untuk menjaga pendapatan Mitra Pengemudi, serta kestabilan permintaan pasar terhadap layanan Grab.
“Kami menjamin bahwa Grab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen,” sambung Tirza.
Dikatakan Tirza, seluruh biaya promosi yang Grab gunakan berasal dari perusahaan dan didesain untuk membantu meningkatkan permintaan dari konsumen, yang pada akhirnya diharapkan dapat memengaruhi pendapatan para Mitra Pengemudi secara positif.
“Grab berpegang teguh pada praktik bisnis yang baik dan selalu berupaya untuk memberikan akses perlindungan dan manfaat kerja bagi Mitra Pengemudi,” imbuh dia.
Komunitas ojek online (ojol) dan kurir se-Jabodetabek akan menggelar aksi unjuk rasa pada Kamis 29 Agustus. Aksi itu akan dilakukan dimulai dari kantor Gojek di Jakarta Pusat dan kantor Grab di Jakarta Selatan hingga mengarah ke Istana Negara.
Aksi itu tersebut akan menyampaikan beberapa tuntunan baik ke pemerintah dan perusahaan penyedia aplikasi. Aksi ini akan diikuti massa ojol dan kurir yang mengusung nama Asosiasi Pengemudi Transportasi Daring Roda Dua Nasional Garda Indonesia ini diikuti 500-1.000 orang.
Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan aksi unjuk rasa akan dilakukan secara damai tanpa adanya provokasi dari manapun. Hal ini demi menjaga ketertiban bersama guna tercapainya tujuan aksi damai.
Menurut Igun, massa yang menuntut adanya legal standing yang jelas bagi para pengemudi ojol ini agar perusahaan tidak berbuat semaunya terhadap mitra ojol dan kurir.
“Tanpa ada solusi dari platform dan tanpa dapat diberikan sanksi tegas oleh pemerintah, hal inilah yang membuat timbulnya berbagai gerakan aksi protes dari para mitra,” tegas Igun.