Jakarta, Metapos.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah tidak memerlukan investor asing untuk proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).
Dikatakan Bahlil, sebelumnya Indonesia telah melangsungkan kerja sama proyek DME dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Air Product yang kemudian hengkang.
Selanjutnya kerja sama dilanjutkan dengan perusahaan asal China namun kemudian belum terealisasi hingga saat ini.
“Seakrang kita engga butuh investor. Negara sudah lewat kebijakan presiden dengan memanfaatkan resource dalam negeri. Yang kita butuhkan mereka adalah teknologinya,” ujar Bahlil yang dikutip Selasa, 4 Maret.
Nantinya, belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) akan bersumber dari pemerintah salah satunya Danantara dan menggandeng pihak swasta nasional.
“Jadi saya pikir tidak ada lagi ketergantungan pada pihak lain. Salah satunya dari Danantara,” sambung dia.
Adapun proyek hilirisasi emas hitam ini akan berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
“Ada 3 atau 4 proyek DME yang akan kita dorong secara paralel,” tandas Bahlil.