Jakarta, Metapos.id – PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat kinerja perseroan mengalami pertumbuhan yang solid dengan perolehan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun di 2024 atau tumbuh 38 persen dibandingkan dengan Desember 2023 senilai Rp2,6 triliun.
Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli menyampaikan, pencapaian positif ini tidak lepas dari strategi dalam penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional.
Meliza menyampaikan sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan.
“Melalui semangat Growing Together, Permata Bank dengan sinergi yang kuat bersama Bangkok Bank berkomitmen untuk memberdayakan nasabah, memperkuat kemitraan, dan menciptakan dampak positif di pasar domestik maupun internasional,” ujarnya dalam Public Expose, Jumat, 7 Maret.
Direktur Keuangan dan Unit Usaha Syariah Permata Bank Rudy Basyir Ahmad menjelaskan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) tumbuh sebesar 4 persen dengan kualitas kredit yang semakin membaik.
“Bank secara fokus terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit yang terefleksi dengan kualitas kredit yang tumbuh semakin baik,” ucapnya.
Rudy menyampaikan pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank sehingga Bank dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah.
Selain itu, optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis tercermin dari Rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat ke 83 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar 75 persen.
Sedangkan, total aset tumbuh 0,6 persen menjadi Rp259 triliun, dengan total simpanan nasabah mencapai Rp185 triliun dan rasio CASA di 55 persen.
Selain itu, efisiensi operasional terus ditingkatkan, dengan Rasio Cost to Income (CIR) turun menjadi 50 persen dari 52 persen pada tahun 2023, didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi yang lebih agile.
Rudy menyampaikan penyaluran kredit tumbuh 9 persen (YoY) menjadi Rp155 triliun dimana segmen korporasi tumbuh naik 12 persen (YoY) menjadi Rp89 triliun, sementara segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6 persen dan 4 persen (YoY).
Disisi lain kualitas aset tercatat semakin baik, tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), yang turun pada level 2,1 persen dan 7,9 persen, dibandingkan 2,9 persen dan 8,7 persen pada periode sebelumnya.
Lebih lanjut, Rudy menyampaikan perseroan terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage di 375 persen dan LAR coverage di 97 persen.
“Permata Bank memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan CAR 35 persen dan CET-1 26 persen pada akhir 2024, memberikan fondasi kokoh untuk strategi prioritas Bank ke depan,” tuturnya.