Jakarta, Metapos.id – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) terus mentransformasikan pelabuhan tahun ini.
Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat kinerja operasional di seluruh terminal yang dikelola perusahaan.
Direktur Operasi Pelindo Multi Terminal, Arif Rusman Yulianto mengatakan proses transformasi pelabuhan mengacu pada enam prinsip. Mulai dari proses bisnis, sumber daya manusia (SDM), teknologi, peralatan, infrastruktur, serta health, safety, security, and environment (HSSE).
“Proses transformasi pelabuhan yang dilakukan sejak akhir tahun 2022 dan akan terlus dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan dan memperpendek waktu singgah kapal (port stay),” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 13 Maret.
Sebagai contoh, sambung Arif, produktivitas bongkar muat komoditas curah kering di Branch Jamrud Nilam Mirah Surabaya naik 51 perden dari sebelumnya 1.499 Ton per Ship per Day (T/S/D) menjadi 2.266 T/S/D.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, produktivitas pelabuhan yang meningkat tersebut sejalan dengan menurunnya port stay di Branch Jamrud Nilam Mirah yang saat ini mencapai 50 jam, turun 8 jam dari yang sebelumnya mencapai 58 jam.
“Selain itu, standarisasi dan sistemisasi pelabuhan yang merupakan bagian dari proses transformasi yang dilakukan Pelindo Multi terminal juga berdampak pada pertumbuhan arus bongkar muat,” ucapnya.
Dia bilang, tahun 2024 tercatat arus bongkar muat komoditas general & bag cargo mencapai 30,25 juta Ton per M3, tumbuh 19,55 persen secara year on year (yoy). Arus muatan barang curah kering seperti batu bara, bijih besi, gula, kedelai, dan lainnya mencapai 59,08 juta ton, naik 7,15 persen secara tahunan atau yoy.
Senada dengan arus barang berupa kendaraan naik 21,63 persen dibandingkan capaian tahun 2023 menjadi 1,84 juta unit. Sementara untuk komoditas gas tahun 2024 mencapai 13,97 Metric Million British Thermal Unit (MMBTU), naik 5,86 persen secara tahunan atau yoy.
Selain itu, kata Arif, pertumbuhan arus barang juga menunjukkan efektivitas dari pengelolaan operasional yang tersentralisasi dan terstandarisasi di setiap pelabuhan serta didukung dengan transformasi teknologi dengan menerapkan PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) sehingga operasi terminal dilakukan dengan berbasis planning and control.
“Pelindo Multi Terminal berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan pelabuhan untuk menciptakan rantai logistik yang lebih efisien. Saat ini kami berfokus pada modernisasi fasilitas terminal, penguatan kemitraan, serta penerapan teknologi canggih yang akan menjadi kunci untuk membentuk masa depan perusahaan,” ujar Arif.
Arif juga bilang Pelindo Multi Teminal membuka luas peluang untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan modernisasi pelabuhan sebagai komitmen untuk meningkatkan daya saing logistik nasional.
“Dengan kemitraan tersebut akan mempercepat transformasi pelabuhan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian nasional,” jelasnya.
Saat ini, sambung Arif, Pelindo Multi Terminal mengelola 20 branch per cabang yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, juga Bali dan Nusa Tenggara, serta tiga anak perusahaan yakni PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) yang mengelola 11 cabang, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT/IPCC) yang mengelola 6 terminal, dan PT Terminal Curah Utama.