Jakarta, Metapos.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,6 triliun untuk membangun tanggul-tanggul di bantaran Kali Bekasi, Jawa Barat, sepanjang 19,64 kilometer.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti usai melakukan pertemuan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid serta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin, 17 Maret.
“Nilai pekerjaan kalau yang tanggul di Bekasi dari paket 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 itu totalnya Rp3,6 triliun,” ujar Diana.
Di samping itu, Diana bilang, pihaknya juga akan membangun delapan kolam retensi. Akan tetapi, kata dia, saat ini pihaknya masih melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS).
“Tetapi kalau untuk kolam retensi saat ini kami sedang melakukan FS-nya,” kata dia.
Menurut Diana, semua pekerjaan pembangunan tanggul itu baru bisa dikerjakan mulai Juni mendatang. Sebab, saat ini masih terkendala masalah pembebasan lahan.
“Untuk penanggulangan tanggul-tanggul yang sampai dengan saat ini kami masih membutuhkan lahan dan lahan ini tentunya kami harus bersama-sama dengan para pemangku kepentingan yang ada di daerah,” ucap Diana.
Sebelumnya, Diana menyoroti tentang peristiwa banjir bandang yang melanda Sukabumi hingga Jabodetabek beberapa waktu lalu.
Diana bilang, salah satu penyebab terjadinya banjir karena banyaknya permukiman penduduk di sempadan sungai.
Diana mengaku, dirinya sempat berkunjung ke beberapa titik banjir bandang, salah satunya di Cisarua, Kabupaten Bogor. Bahkan, permukiman warga di sisi sungai menyebabkan ukuran sungai menjadi mengecil.
“Di Cisarua itu banjirnya menerjang permukiman penduduk yang berada di atas sungai. Dulu sungainya itu besar, terus sekarang menjadi kecil. Karena apa? Karena banyaknya rumah-rumah yang berdiri, sebenarnya itu sempadan sungai, tapi dia tambahkan rumah-rumahnya,” ujar Diana saat ditemui di kantornya, Rabu, 12 Maret.
Dia menilai, keberadaan permukiman itu menjadi penyebab dari banjir bandang kemarin. Sebab, air yang seharusnya mengalir deras karena intensitas hujan cukup tinggi, kini tak mampu menampung air karena ukuran sungainya mengecil.
Mengingat, ukuran sungai ataupun danau yang mengecil, akhirnya aliran air tidak mampu terbendung.
Aliran air tersebut pun kemudian meluap dan menyebabkan banjir bandang di rumah-rumah warga.
Sedangkan di Bekasi sendiri, kondisinya juga tidak jauh berbeda. Diana menilai, keberadaan permukiman di sempadan sungai membuat Kementerian PU kesulitan untuk membangun tanggul sungai.
“Besok itu kami dengan Pak Gubernur DKI (Pramono Anung) dan Menteri ATR (Nusron Wahid) akan duduk bareng lagi untuk (bahas) tanggul-tanggul yang di Bekasi,” ungkapnya.