Jakarta, Metapos.id – Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menjelaskan, faktor domestik seperti defisit APBN tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh para investor, karena biasanya di awal tahun selalu terjadidefisit yang kemudian diikuti dengan kenaikan.
“Selalu di awal-awal itu defisit, dan kemudian kita mengalami selalu kenaikan. Sebentar lagi, baru dua bulan. Biasanya kita nanti ada penerimaan SPT tahunan di bulan Maret dan April, perorangan dan korporasi, biasanya kita mengalami rebound. Itu yang selalu terjadi. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan kinerja di awal-awal,” ujarnya kepada awak media, Selasa, 18 Maret.
Terkait penurunan penerimaan negara, Misbakhun optimistis hal tersebut akan dapat pulih kembali dengan penerimaan bulan berikutnya didukung penerimaan bea cukai, pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Ya, penerimaan negara. Tapi kan bisa kita kompensasi dengan penerimaan di bulan berikutnya. Saya sangat optimistis, karena penerimaan bea cukai kita kan naik. Penerimaan PNBP kita kemudian akan mengalami (perbaikan) situasi karena harga komoditas saja,” jelasnya.
Misbakhun menegaskan, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan terkait kestabilan fiskal.
Meski demikian, kata dia, kondisi pasar sulit diprediksi.
“Ya, bisa (panik selling). Pasar kan enggak pernah bisa kita prediksi. Dan kita tidak pernah bisa mendefinisikan apa yang terjadi di pasar itu seperti apa,” ujarnya.
Terkait kekhawatiran akan resesi, Misbakhun menilai bahwa tidak ada alasan untuk khawatir lantaran inflasi rendah, dan pertumbuhan ekonomi baik.
“Semuanya kita inflasi rendah. Pertumbuhan ekonomi sedang tumbuh. Resesi dimananya? Kita tidak menemukan alasan untuk resesi,” imbuhnya.