JAKARTA,Metapos.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong akselerasi hilirisasi industri di dalam negeri. Berbagai strategi disiapkan demi menopang pertumbuhan berbagai industri pasca pandemi Covid 19.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Liliek Widodo mengatakan salah satu rencana pemerintah yaitu merancang kebijakan terkait Nikel sedemikian rupa. Sehingga kebutuhan industri dalam negeri tetap terpenuhi di samping ekspor juga tetap berjalan.
“Kita menciptakan instrumen lain bersamaan rencana untuk pembatasan ekspor. Jadi akan ada biaya ekspor, kira-kira seperti itu. Agar tetap bisa membatasi yang keluar dan juga ada yang tertahan di dalam,” jelas Liliek saat menghadiri pembukaan pameran International Metal Technology (IMT) Indonesia dan Fabrication Technology Indonesia (FTI) 2022 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (21/9/2022).
Adapun selain rencana biaya ekspor, pemerintah juga akan meluncurkan neraca komoditas pada 2023 nanti. Kebijakan ini sebagai acuan untuk mengetahui besaran ekspor dan impor komoditas.
“Itu supaya menghitungnya benar dan transparan. Sehingga dibuat neraca komoditas. Jadi kebutuhan industri berapa dan barang yang ada di Indonesia berapa. Misal untuk mur baut yang diproduksi di Indonesia sekitar 20 juta, ternyata Indonesia butuh 50 juta. Nah yang 30 juta itu bisa diimpor,” jelas Liliek.
Dia menegaskan program hilirisasi ini sudah menjadi program pemerintah. Namun masalah hilirisasi cukup menantang. Walaupun di hulu sudah ada smelter, seperti smelter nikel tetapi di hilir industrinya masih belum berjalan maksimal. Padahal nikel itu banyak sekali turunannya. Seperti baterai listrik dari nikel.
“Itu untuk motor listrik dan mobil listrik. Hingga kini industrinya belum banyak, tapi sudah ada yang masuk. Makanya itu yang kami dorong, bagaimana agar industrinya tersedia,” ucap Liliek.
Prospek hilirisasi industri terang dia bisa tergambar dari antusiasme pengusaha lokal, termasuk melalui pameran IMTI dan FTI ini.
Dirinya menegaskan jika hilirisasi industri berjalan lancar akan memberi devisa yang besar bagi negara. Adapun Kemenperin telah mendukungnya melalui sejumlah instrumen kebijakan termasuk Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) beserta undang undang tentang perindustrian beserta turunannya.
Direktur PT. Pelita Promo Internusa Rini Sumardi selaku penyelenggara acara mengatakan, pameran IMT tahun ini diselenggarakan sebagai upaya untuk merespon perkembangan industri logam Indonesia yang mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah dalam meningkatkan pemrosesan logam, pengecoran, teknologi casting, fabrikasi, metalurgi, dan kegiatan produksi logam lainnya.
“Sebagai pameran perdagangan internasional, IMT Indonesia akan menghadirkan teknologi dan solusi yang paling diminati untuk perluasan lebih lanjut kapasitas produksi logam Indonesia dengan menarik para pemain industri lokal dan investor asing yang berkontribusi pada mata rantai pasokan industri logam dan mesin dalam negeri,” paparnya.
Dia memaparkan, pameran ini akan dilengkapi dengan seminar yang berfokus pada penyajian wawasan kecenderungan (trend) dan peluang bisnis di industri logam dan mesin seperti yang diamati oleh otoritas/regulator maupun pelaku industri dan pakar profesional.
Selain itu dia juga menerangkan, tahun 2023 menjadi landasan untuk menuju negara maju selaras dengan Visi Indonesia 2045, dengan target produk domestik bruto (PDB) perkapita USD 15.287, dengan tahapan tahun 2025 (USD 4.890), 2030 (USD 6.278), 2035 (USD 8.387),dan 2040 (USD 11.332).