JAKARTA,Metapos.id – Tren bank digital dinilai masih positif usai menunjukkan kinerja saham yang fenomenal di tahun lalu. Sementara saat ini bank konvensional juga berlomba memasuki ranah digital.
Equity Analyst dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Erisa Nazrin Habsjah mengatakan potensi bank digital masih sangat baik karena penetrasi perbankan masih relatif jauh lebih rendah dibandingkan negara lain. “Di Indonesia, masih ada kelompok besar masyarakat yang belum terlayani oleh sektor perbankan (underserved segment), sehingga keberadaan bank digital diharapkan meningkatkan inklusi masyarakat bertransaksi perbankan,” ujar Erisa dalam keterangan resminya hari ini di Jakarta.
Kunci keberhasilan bank digital terletak pada ekosistem yang akan dituju. Selama memiliki ekosistem yang jelas, bank digital dapat melayani pihak-pihak yang berada dalam ekosistem tersebut.
Secara lebih luas untuk sektor perbankan Indonesia mengalami peningkatan kinerja seiring dengan pemulihan ekonomi. Di bulan Juni pertumbuhan kredit mencapai 10,3% YoY dan terjadi menyeluruh di semua kategori yaitu kredit konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit investasi.
Dari sisi segmen, pertumbuhan tertinggi terjadi di segmen UMKM yang tumbuh 17,4% YoY. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan, naik 8,9% YoY.
Kualitas aset terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi, dengan Non-Performing Loan (NPL) terjaga di level 3%.
Di tengah kenaikan suku bunga acuan bulan Agustus dan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) ke level 9% di bulan September ini, likuiditas perbankan masih sangat baik. Data Loan to Deposit (LDR) berada di level 84%.
Secara umum, belum ada tekanan mendesak yang membuat sektor perbankan harus menaikkan suku bunga tabungan maupun pinjaman secara agresif.