Jakarta,Metapos.id – Seiring dengan rencana pemerintah untuk melakukan transisi pandemi ke endemi, investor menyambut baik rencana tersebut, terlihat dari pergerakan pasar
bursa yang cenderung positif.
Di tengah pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan jumlah perusahaan yang mencatatkan saham telah mencapai angka 778 saham dari total 890 emiten (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset).
Hal ini menunjukkan masih tingginya kepercayaan pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia. Seperti yang diketahui, pada tahun 2021, BEI memperoleh pencapaian yang menggembirakan di mana BEI menjadi Bursa Efek dengan pencapaian jumlah perusahaan tercatat saham tertinggi selama lima tahun terakhir di antara bursa ASEAN.
Sejak awal tahun hingga 25 Maret 2022, terdapat 12 perusahaan yang telah tercatat di IDX sebagai emiten baru. Dengan performa pasar yang cenderung positif di tengah perubahan pandemi menjadi endemi dan isu global, pelaku bisnis perlu memahami hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dan harus dilakukan dalam mempersiapkan rencana IPO (Initial Public Offering).
Hari ini, PwC Indonesia bersama BEI kembali berkolaborasi mengadakan webinar bertajuk “IPO Readiness: Taking Your Company Public?” dengan tujuan untuk berbagi wawasan dan
pengalaman pada saat merencanakan IPO saat ini.
Jasmin Maranan, Capital Markets Leader dari PwC Indonesia, mengatakan, “Di tengah tantangan tingkat makro saat ini, seperti risiko geopolitik, pandemi, tekanan inflasi, dan volatilitas pasar, lanskap pasar modal di Indonesia secara fundamental tetap kuat.
Kekuatan pasar berada di luar kendali perusahaan manapun, tetapi ada satu hal yang dapat dilakukan dan dikendalikan oleh calon emiten, adalah memastikan kesiapan perusahaan untuk go Public. “Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk perjalanan IPO, mulai dari aspek finansial hingga nonfinansial, salah satunya adalah ESG. Saat ini, investor dan pemangku kepentingan mulai mempertimbangkan untuk membuat cerita ekuitas perusahaan dengan ESG sebagai landasannya.
Investor ingin berinvestasi dalam bisnis yang dapat memuaskan ekspektasi finansial pemegang saham dan juga menunjukkan secara kredibel bahwa mereka secara mendasar mengenali dan merespons risiko dan peluang yang ada terkait ESG, terutama seputar perubahan iklim.
Dalam sambutannya I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan dari BEI menyampaikan, “Terdapat tiga hal yang boleh kita banggakan dari Pasar Modal Indonesia, diantaranya
(1) Pipeline dan jumlah perusahaan tercatat yang semakin bertambah;
(2) Terbitnya POJK 22/2021 dan Peraturan Pencatatan I-A baru dan
(3) Rekor BEI sebagai Bursa dengan jumlah pencatatan saham terbanyak dan fundraised terbesar di bursa ASEAN pada 2021.
Dalam kesempatan ini kami juga sangat antusias dapat melakukan kerja sama kembali dengan PwC Indonesia dalam membantu memberikan sharing pendanaan melalui pasar modal serta
memastikan klien PwC Indonesia mendapatkan experience yang baik dalam proses menjadi
perusahaan publik”.