JAKARTA,Metapos.id – Sejak awal tahun 2022, industri otomotif di Indonesia sudah menciptakan momentum pemulihan yang
cukup baik. Percepatan pemulihan ekonomi Indonesia disertai dengan perpanjangan kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sampai Q3 2022
ikut membantu mendongkrak penjualan Perusahaan selama tahun 2022.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan, penjualan mobil (whole sales) sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022 tumbuh sebesar 20,82 persen menjadi 758.218 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021. Sedangkan penjualan sepeda
motor, merujuk dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022 mencapai 3,61 juta unit atau turun sebesar 3,96 persen dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun 2021 yang hanya 3,76 juta unit. Penurunan penjualan sepeda motor selama tahun 2022 disebabkan oleh kelangkaan pasokan microchip untuk motor.
Perusahaan telah mencatatkan peningkatan penjualan konsolidasi bersih sebesar 23,28 persen sampai dengan kuartal 3 (tiga) tahun 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Peningkatan kinerja Perusahaan tersebut terutama disebabkan adanya pemulihan permintaan di pasar domestik dan ekspor.
Sedangkan laba bersih konsolidasi Perusahaan mengalami penurunan
sebesar 28,06 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Penurunan laba bersih ini terutama disebabkan adanya kenaikan harga material, biaya operasional untuk peremajaan fasilitas produksi, cost reduction program dari pelanggan dan nilai tukar mata uang asing yang berfluktuasi di tahun 2022.
Secara kuartalan, Perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 21,35 miliar, naik +0,16% YoY dan
- 238,38% QoQ.
Perusahaan akan tetap meneruskan rencana yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir
yaitu automatisasi mesin, pengembangan sumber daya manusia serta meningkatkan efisiensi dan
produktifitas di semua bagian secara berkelanjutan
Dengan teratasinya pandemic COVID-19 di Indonesia dan adanya kebijakan pemerintah yang memberikan pelonggaran untuk kegiatan aktivitas masyarakat, ikut memicu pergerakan ekonomi
Indonesia di tahun 2022 yang diprediksi dapat mencapai lebih dari 5 persen. Hal ini tentunya dapat memicu kenaikan permintaan pasar terhadap kendaraan yang juga memberikan dampak positif pada industri otomotif Indonesia.
Selain itu, adanya instruksi Presiden melalui PERPRES No.18/2020 untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di setiap sektor usaha ikut memberikan peluang yang cukup besar
dalam peningkatan penjualan domestik Perusahaan kedepannya. Perusahaan telah mendapatkan banyak permintaan atas produk-produk baru oleh pelanggan lama dan juga pelanggan baru yang
terdampak oleh intensitas pemerintah dalam menjalankan program peningkatan TKDN ini.
Pelanggan yang sebelumnya masih banyak melakukan impor atas komponen sejenis yang dibuat Perusahaan mulai banyak melakukan aktifitas pengalihan pengadaan komponen tersebut untuk diproduksi oleh
Perusahaan. Sebagian besar permintaan ini akan terealisasi menjadi penjualan di tahun 2023 dan juga terus di tahun-tahun mendatang.
Perusahaan juga terus mengikuti perkembangan dari kendaraan listrik (EV) di Indonesia dan dunia.Selama tahun 2022, Perusahaan telah ikut mengembangkan beberapa komponen pendukung dari kendaraan listrik yang sudah ada di Indonesia. Dorongan pemerintah atas produksi dan penggunaan kendaraan listrik akan berdampak positif terhadap penjualan Perusahaan kedepannya.
Penetrasi bisnis Perusahaan ke pasar global selama tahun 2022 tetap terus dilakukan melalui beberapa kegiatan yang telah dibangun di tahun-tahun sebelumnya. Dengan mengikuti pameran Automechanika di Meksiko, Perusahaan berhasil mengembangkan bisnisnya ke pasar Meksiko.
Sampai dengan kuartal 3 (tiga) tahun 2022, penjualan ekspor perusahaan mengalami peningkatan sebesar 7,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.