JAKARTA,Metapos.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PT PMI) yang telah mampu menembus pasar luar negeri dengan memulai ekspor perdana AC ke Vietnam.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada PT Panasonic Manufacturing Indonesia yang telah mendukung upaya pemerintah dalam peningkatan aktivitas ekspor produk industri elektronika dengan terus berinovasi dan menambah lini produksi di level internasional,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa, 21 Maret.
Sepanjang 2022, realisasi investasi sektor industri ini telah mencapai Rp1.207 triliun. Sebanyak 54,2 persen dari realisasi investasi tersebut merupakan penanaman modal asing atau PMA.
Data ini menunjukkan kepercayaan investor dalam dan luar negeri yang semakin meningkat terhadap kebijakan pemerintah. Penambahan investasi tersebut mampu mendorong penyerapan sekitar 1,3 juta tenaga kerja.
Taufiek mengatakan, pihaknya juga memberikan apresiasi kepada PT PMI atas dukungannya terhadap program substitusi impor.
Dirinya juga berpesan kepada PT PMI agar dapat memproduksi komponen AC yang produsennya masih belum ada di Indonesia, serta meningkatkan kapasitas produksi komponen tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga tidak terlalu bergantung dengan komponen impor.
Sebagai bentuk substitusi impor, 40 produk AC PT PMI telah mencatatkan tujuh kategori Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 40,49 persen, ditambah Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) mencapai nilai lebih dari 50 persen.
“Kemenperin mengapresiasi peran serta PT PMI dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional sesuai program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN),” ujarnya.
Sementara, Presiden Heating & Ventilation AC Company Panasonic Corporation Masaharu Michiura menyebut, produk AC tersebut dihasilkan oleh unit bisnis AC PT PMI yang mulai beroperasi sejak 1973.
“Unit AC kami merupakan manufaktur AC terlengkap di Indonesia dengan nilai TKDN lebih dari 40 persen dan telah menggunakan refrigerant ramah lingkungan R32, serta membawa masuk teknologi termutakhir Panasonic nanoe yang sangat bermanfaat untuk kesehatan,” tuturnya.
Semula Panasonic Corporation memproduksi AC di Malaysia untuk diimpor ke Vietnam. Pemindahan produksinya ke Indonesia bertujuan memperluas bisnis AC di Indonesia, dan selanjutnya secara aktif akan berupaya untuk terus meningkatkannya.
Unit bisnis AC tersebut merupakan satu-satunya pabrik AC di Indonesia dengan kemampuan memproduksi secara penuh (full manufacture) dari bahan baku hingga produk jadi.
Adapun produk AC yang dihasilkan meliputi AC Split tipe Inverter maupun Non-Inverter dengan kapasitas 0,5 PK hingga 2,5 PK dengan kapasitas produksi total sebesar 600 ribu set per tahun.
Dalam kesempatan tersebut juga diresmikan fasilitas Hi-Tech Mold & Dies Center yang pengembangannya mulai diinisiasi sejak 2016 dan mulai diproses sejak awal 2020.
Proyek tersebut merupakan bentuk kerja sama internasional yang dibiayai hibah dari Pemerintah Jepang melalui Kemenperin untuk meningkatkan SDM industri di bidang mold & dies menuju pada level hi-tech.
Fasilitas tersebut ditargetkan dapat melatih dan memberikan sertifikat kompetensi pada level medium dan hi-tech kepada 2.000 tenaga kerja industri selama tiga tahun ke depan.
Program pelatihannya merupakan kerja sama antara Kemenperin, Indonesia Mold & Die Industry Association (IMDIA), Yayasan Matsushita Gobel, serta dukungan tenaga ahli dari Jepang.