JAKARTA,Metapos.id – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) membantah ritel modern milik Chairul Tanjung, Transmart bangkrut. Keputusan menutup beberapa gerai karena perusahaan sedang mendesain ulang model bisnis.
“Jadi yang terjadi di Transmart itu bukan bangkrut, collapse, ini pernyataan Aprindo, tapi mereka sedang melakukan re-engineering bisnis plan-nya. Reload lagi bisnis map-nya,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kepada wartawan ditulis Kamis, 9 Februari.
Lebih lanjut, Roy mengatakan Transmart menutup beberapa gerainya karena ingin merelokasi tempat. Pasalnya, kata Roy, beberapa wilayah sudah berubah menjadi perkantoran dan bukan hunian lagi. Sehingga, kunjungannya berkurang.
Karena itu, sambung Roy, Transmart sedang bertransformasi menyesuaikan kondisi zaman dengan desain ulang bisnis modelnya, service level, kemudian ketersediaan barang atau mix tenant akan diatur.
“Jadi tutup bukan karena bangkrut tapi sewanya habis, relokasi, daerah tidak berpotensi, ada perubahan bisnis,” jelasnya.
Roy mengakui bahwa industri ritel tidak bisa melakukan perubahan secara cepat mengikuti tren permintaan. Sebab, membutuhkan waktu untuk penataan barang, stok, hingga tempat.
Transmart, menurut Roy, menjadi salah satu contoh bisnis jaringan ritel kelas hipermarket yang berada di bawah Trans Ritel itu tidak berjalan lancar. Sementara, perilaku konsumem terus berubah cepat.
“Kemarin kan sudah lihat ketika owner-nya turun, berkunjung ke berbagai toko, dia langsung dengan intuisi bisnisnya merubah “oh iya saya mau dong ini dibedain tata letaknya, dibedain pencahayaannya, bedain lokasinya, istilahnya turun gunung,” jelasnya.
Meski begitu, Roy enggan menyebut Transmart salah strategi bisnis. Roy menekankan hanya belum cepat dalam menyesuaikan kondisi, terutama ketika pandemi COVID-19.
“Jadi Transmart itu kalaupun ada yang kurang atau tutup dan lain sebagainya, itu bukan bangkrut tapi mereka sedang menata atau merelokasi,” tuturnya.
Terkait dengan rencana relokasi Transmart yang tutup, Roy mengaku belum mengetahui. Meski begitu, ia meyakini Transmart telah mempersiapkan strategi untuk bisa bertahan.
“Belum dapat (informasi lokasi barunya) musti tanya Transmart, tapi yang pasti mereka sudah menyatakan bahwa ketika owner-nya sudah turun gunung, melihat hal-hal yang harus diubah, ternyata udah mulai bagus lagi,” jelasnya.