Jakarta, Metapos.id – Nilai tukar rupiah terus bergerak melemah dan melewati level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari Rabu, 18 Desember.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 17 Desember 2024, ditutup melemah 0,62 persen ke level Rp16.100 per dolar AS.
Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,19 persen ke level harga Rp16.050 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah hingga 17 Desember 2024 melemah sebesar 1,37 persen (ptp) dari bulan sebelumnya.
Menurut Perry, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR yang lebih rendah.
Perry menjelaskan, penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan risiko geopolitik yang mengakibatkan berlanjutnya preferensi investor global untuk memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS.
“Secara umum pelemahan nilai tukar rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 4,16 persen,” jelasnya
Menurut dia, penurunan tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan dolar Taiwan, Peso Filipina, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,58 persen, 5,94 persen, dan 10,47 persen.
Ke depan, kata Perry, nilai tukar rupiah diproyeksi stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Perry menyampaikan seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
“Ini untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” tegasnya.