Jakarta , Metapos.id – Bank Indonesia (BI) ungkapkan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK Agustus 2024 tercatat deflasi sebesar 0,03 persen (mtm), sehingga secara tahunan tercatat relatif stabil sebesar 2,12 persen (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,13 persen (yoy).
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Erwin Haryono menyampaikan inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025,” jelasnya dalam keterangannya, Selasa, 3 September.
Erwin menyampaikan, inflasi inti tetap terjaga tercermin pada inflasi inti pada Agustus 2024 tercatat sebesar 0,20 persen (mtm), sedikit lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen (mtm).
Adapun realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas kopi bubuk, emas perhiasan, dan biaya sekolah, seiring dengan berlanjutnya peningkatan harga komoditas global khususnya emas dan dimulainya tahun ajaran baru, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam sasaran.
Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2024 tercatat sebesar 2,02 persen (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,95 persen (yoy).
Adapun kelompok volatile food melanjutkan deflasi tercermin pada kelompok volatile food pada Agustus 2024 mengalami deflasi sebesar 1,24 persen (mtm), tidak sedalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 1,92 persen (mtm).
Sementara deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan tomat. Sementara penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan masih berlangsungnya periode panen beberapa komoditas hortikultura.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,04 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,63 persen (yoy).
Ke depannya, Erwin menyampaikan inflasi volatile food diprakirakan tetap akan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
Kelompok administered prices mengalami inflasi. Kelompok administered prices pada Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11 persen (mtm).
Erwin menyampaikan inflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh bensin dan sigaret kretek mesin (SKM) seiring dengan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau.
“Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,68 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,47 persen (yoy),” jelasnya.