JAKARTA,Metapos.id – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menggapai pendapatan bersih sebesar 1,947
miliar dolar AS di kuartal III-2022. Posisi itu mengalami kenaikan 3,5 persen dari porsi 1,881 miliar dolar AS di periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun posisi EBITDA perseroan mencapai 11,1 juta dolar AS di kuartal III-2022.Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Suryandi menyebutkan, sampai dengan 9M-2022,keadaan makro ekonomi global masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
Perseroan menghadapi tantangan eksternal selama 9 bulan tahun 2022 dari harga minyak mentah yang tetap tinggi rata-rata di atas US$100 per barel (sekitar 51% lebih tinggi dari 9 bulan tahun 2021) sebagai akibat dari ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Selain itu, terdapat permintaan yang rendah dari China karena lockdown COVID-19, dan efek musiman Lebaran. Sementara itu, spread produk tetap rendah dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan dan margin yang terkompresi.
Dengan tantangan yang berat itu, membuat beban pokok pendapatan meningkat 24,3 persen menjadi US$ 1.956,5 juta di 9M-2022, dari posisi US$ 1.574,4 juta pada 9M-2021.
Chandra Asri terus pertahanan neraca keuangan yang sehat dan kuat
Suryandi menegaskan, Dalam masa yang tidak pasti ini, Perseroan terus mempertahankan kebijakan keuangan yang hati-hati untuk mengatasi volatilitas sambil mempertahankan neraca
yang kuat, dengan liquidity pool sebesar US$2,285.9 juta yang terdiri dari US$1,144.4 juta kas dan setara kas, US$798.8 juta surat berharga, dan US$342.7 juta fasilitas committed revolving credit yang tersedia.
“Fundamental yang kokoh menempatkan Chandra Asri pada posisi yang kuat untuk menavigasi melalui ketidakpastian yang sedang berlangsung dan untuk menangkap peluang yang muncul,”
jelas dia.
Selama kuartal ketiga, Perseroan telah melunasi seluruh sisa Pinjaman JBIC untuk merampingkan komitmen keuangan dan menyelaraskan persyaratan fasilitas pembiayaan yang ada.Perseroan juga terus mendapat dukungan kuat dari pasar modal dengan kelebihan pemesanan (oversubscription) atas penerbitan obligasi senilai Rp2 triliun dan kesuksesan pelaksanaan pemecahan saham dengan rasio 1:4 untuk meningkatkan likuiditas saham kami.
Bank mitra utama perseroan juga terus menunjukkan kepercayaan terhadap fundamental bisnis kami, dengan kemitraan fasilitas pinjaman berjangka senilai US$100 juta dari Bank OCBC NISP