Jakarta, Metapos.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditargetkan sebesar 2,53 persen pada tahun 2025 tetap terkendali, meskipun terdapat program dan insentif baru yang digagas oleh pemerintah.
“Jangan khawatir tidak jebol APBN-nya. Banyak yang mengatakan apakah APBN nya jebol? Tidak, program-program Bapak Presiden ada di dalam ruang APBN yang ada,” imbuhnya dalam sarasehan ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia, memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia di tengah gelombang perang tarif perdagangan, Selasa, 8 April.
Sri Mulyani menjelaskan, program-program baru yang dijalankan pemerintahan Prabowo, seperti pemeriksaan kesehatan gratis, pembangunan desa, dan koperasi desa, sudah masuk dalam perencanaan anggaran APBN 2025.
“Governance-nya yang kita sekarang work out tapi tidak menambah amplop sehingga kemudian orang menganggap, ‘oh’ akan ada pengeluaran yang akan membuat APBN kita menjadi tidak sustainable,” jelasnya.
Selain itu, Sri Mulyani menyampaikan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang bertugas mengelola dividen BUMN, juga tidak akan mengubah postur APBN 2025.
Menurutnya turunnya penerimaan negara dari dividen BUMN yang kini dialihkan ke Danantara sudah diperhitungkan dengan cermat.
Adapun, pernyataan tersebut sekaligus membantah isu yang menyebutkan bahwa kebijakan ini akan meningkatkan defisit APBN
“Jadi kami ingin menyampaikan bahwa APBN tetap terjaga sebagai anchor confidence karena ini penting sekali,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menekankan bahwa program-program yang telah direncanakan akan dievaluasi secara profesional untuk memastikan pelaksanaannya berjalan dengan baik.
“Karena Danantara dan APBN termasuk dua hal yang terus dipertanyakan. Tapi saya ingin menyampaikan bahwa kami bertanggung jawab untuk menjaga kepercayaan Presiden, juga kepercayaan dari market dan masyarakat. Karena itu semuanya adalah sama,” pungkasnya.