Jakarta ,Metapos.id – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terus memaksimalkan kesiapan operasional jelang pelaksanaan penerbangan haji tahun ini. Di mana, Garuda Indonesia akan memberangkatakan lebih dari 109.000 calon jemaah haji.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan para calon jemaah haji ini nantinya akan diberangkatkan secara bertahap menuju Tanah Suci mulai 12 Mei hingga 10 Juni 2024.
Rinciannya yakni keberangkatan menuju Madinah pada 12 hingga 23 Mei 2024 dan keberangkatan menuju Jeddah pada 24 Mei hingga 10 Juni 2024.
“Pada musim Haji 1445H/ 2024 ini, Garuda Indonesia akan mengangkut 109,072 calon jemaah yang akan terbagi ke dalam 292 kelompok terbang (kloter) dan diberangkatkan dari sembilan embarkasi,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 8 Mei.
Adapun sembilan embarkasih yang dimaksud yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
“Pada hari pertama 12 Mei, fase 1 keberangkatan Haji tahun 2024 direncanakan akan diberangkatkan dari tujuh embarkasi, yaitu Jakarta, Solo, Medan, Banjarmasin, Lombok, Makassar, dan Padang. Di mana kloter asal Jakarta akan menandai penerbangan perdana operasional haji Garuda Indonesia di tahun ini,” jelasnya.
Untuk mengoptimalkan seluruh rangkaian pelaksanaan penerbangan haji tersebut, sambung Irfan, Garuda Indonesia mengoperasikan 14 pesawat berbadan lebar termasuk armada B777-300ER dan A330 yang dimiliki oleh Garuda Indonesia.
Irfan bilang operasional penerbangan haji tahun ini merupakan salah satu momen penting Garuda Indonesia Group, atas kepercayaan yang kembali diberikan kepada Garuda sebagai maskapai penyelenggara pengangkutan udara jemaah haji Indonesia tahun ini.
“Dipercaya untuk mengantarkan calon jemaah Haji asal Indonesia untuk menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci lebih dari enam dekade, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami sekaligus tanggung jawab bagi kami untuk memastikan kualitas layanan, operasional, dan aspek safety bagi seluruh masyarakat yang akan berangkat ke tanah suci terpenuhi dengan baik,” jelasnya.
Persiapan Garuda Indonesia
Irfan menjelaskan, salah satu langkah persiapan tersebut adalah dengan melaksanakan Aircraft Health Program, yaitu penyehatan pesawat melalui beragam prosedur perawatan secara menyeluruh dan berlapis pada armada yang akan melayani penerbangan haji.
“Program ini sendiri telah berlangsung secara intensif sejak bulan Maret lalu yang dibarengi dengan persiapan secara umum sejak awal tahun 2024 lalu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Irfan bilang Garuda Indonesia melalui GMF AeroAsia juga telah melaksanakan berbagai persiapan teknis lainnya, seperti Material/Spare Readiness, Station and Manpower Readiness, serta GACA (General Authority of Civil Aviation) Certification yang merupakan proses mandatory untuk mendaftarkan pesawat-pesawat penerbangan haji ke Otoritas Kerajaan Arab Saudi.
Selain itu, dalam aspek pelayanan penumpang, Garuda Indonesia juga menyiapkan sajian makanan dalam inflight service berupa hot meals sedikitnya sebanyak dua kali dan snack sebanyak satu kali. Adapun Garuda Indonesia memberikan improvisasi dengan sajian hidangan khas dari masing-masing daerah embarkasi.
“Berkaca pada pelaksanaan penerbangan Haji tahun sebelumnya yakni lebih dari 20 persen dari total seluruh jemaah yang diantar oleh Garuda merupakan kategori lanjut usia (lansia), sehingga pada tahun ini, Garuda Indonesia juga fokus pada pemenuhan kebutuhan pendukung pelayanan lansia dalam perjalanan udara maupun darat untuk dari dan menuju asrama,” jelasnya.
Upaya tersebut ditunjangan dengan perlengkapan penunjang kenyamanan pada saat melaksanakan penerbangan seperti penyediaan selimut dan emergency equipment, optimalisasi boarding management hingga penyiapan 30 kursi roda di setiap embarkasi.
Selain itu, pada musim Haji 2024 ini Garuda Indonesia menambah jumlah petugas darat hingga 10 persen dari jumlah petugas pada tahun sebelumnya untuk para calon jemaah melaksanakan perjalanan ibadah hajinya.
“Kami memahami bahwa lebih dari 66 persen calon jemaah haji yang kami layani di tahun ini memiliki latar belakang pendidikan yang beragam serta tidak sedikit dari mereka yang belum pernah menggunakan moda transportasi udara sebelumnya,” jelasnya.
“Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri yang mendorong kami, bersama seluruh stakeholders terkait, untuk terus berkoordinasi secara intensif guna memastikan hadirnya layanan yang aman dan nyaman bagi seluruh jemaah dengan berbagai latar belakang,” katanya.