JAKARTA,Metapos.id – Pengamat ekonomi Aviliani mengungkapkan, saat ini perkembangan asuransi mulai berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini disebabkan semakin banyaknya masyarakat yang teredukasi dan tingginya angka milenial yang banyak masuk ke golongan kelas menengah.
“Menurut saya asuransi perembangannya memang sudah mulai tumbuh luar biasa dan mereka sudah memiliki literasi tentang keuangan yang sangat bagus, makanya asuransi itu tumbuh sudah lebih baik di tahun 2021 sampai saat ini,” ujarnya secara daring dalam acara Insurance Awards di Jakarta, Kamis 13 Oktober.
Untuk itu, Aviliani menyarankan pada perusahaan asuransi untuk menjaga kepercayaan masyarakat karena beberapa waktu belakangan ini terdapat beberapa kasus dari perusahan asuransi yang dapat merusak citra industri asuransi. Salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan terutama oengawasan yang harus juga dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Menurut saya harus segera diperbaiki terutama pengawasan oleh OJK sehingga ke depannya perusahaan asuransi akan semakin dipercaya masyarakat dan potensi masyarakat yang banyak ini akan terserap,” lanjutnya.
Hal kedua yang harus dilakukan oleh perusahaan asuransi adalah dengan masuk ke dalam sektor retail. Sebab jika hanya korporasi atau institusi saja yang dimasukin maka sektor retail seperti UMKM dan sebagainya akan tertinggal.
“Sebagai contoh saat ini lagi trend sepedaan. Nah sepeda itu bisa diasuransikan jadi ini yang saya rasa pengembangan produknya harus semakin banyak,” lanjutnya.
Hal ketiga yang harus dilakukan, kata Aviliani adalah dengan memperbaiki kinerja program perusahaan asuransi yang masih belum terselesaikan.
“Jika selesai semua maka industri lainya tidak akan terkena dampak karena masyarakat sekarang masih percaya pada industri asuransi,” pungkasnya.
Adapun berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), aset industri asuransi mengalami pertumbuhan 13,2 persen pada kuartal II 2022 atau mencapai Rp1.675,8 triliun.
Untuk asuransi jiwa tumbuhnya 7,9 persen (Rp559,5 triliun) dengan porsi 36 persen, sementara di asuransi umum porsinya 12 persen dan 7,2 persen tumbuhnya (Rp196,6 triliun).
Sedangkan untuk reasuransi, lanjutnya, memiliki porsi 2 persen dengan pertumbuhan aset sebanyak 13,8 persen atau mencapai Rp33,7 triliun.
Pertumbuhan juga dicatatkan oleh premi industri asuransi yang mencapai Rp266 triliun atau tumbuh tipis 2,8 persen. Kemudian secara klaim, industri asuransi pada triwulan II juga mencatatkan kenaikan sebesar 13,8 persen dengan jumlah klaim mencapai Rp186,4 triliun.
Adapun per Juni 2022, AAUI mencatat sebanyak 71 perusahaan terdaftar sebagai perusahaan asuransi umum, lalu reasuransi berjumlah 7 perusahaan, sebanyak 155 pialang asuransi dan 41 perusahaan pialang reasuransi. Sedangkan untuk agen asuransi umum baru bersertifikat, terdapat penurunan dari 6.094 di 2021 menjadi 1.829 hingga pertengahan 2022.