JAKARTA,Metapos.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi tahunan (year on year/yoy) pada Maret 2023 adalah sebesar 4,97 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen yoy.
“Penyumbang utama inflasi tahunan diantaranya adalah komoditas bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dengan andil masing-masing sebesar 1,09 persen, 0,35 persen, 0,21 persen, 0,17 persen, dan 0,15 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin, 3 April.
Pudji menjelaskan, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Tual sebesar 7,49 persen dengan IHK sebesar 117,19. Semetara yang terendah terjadi di Merauke sebesar 3,17 persen dengan IHK sebesar 112,59.
Lebih lanjut, Pudji menerangkan bahwa komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) masih menjadi kontributor utama inflasi tahunan dengan 2,05 persen.
“Tekanan inflasi komponen harga yang diatur pemerintah masih tinggi namum menunjukan tren penurunan sejak Januari 2023. Adapun, komoditas yang dominan selama setahun terakhir adalah bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan dalam kota,” tuturnya.
Sementara dua komponen lain inflasi tahunan adalah inflasi inti 1,92 persen dan inflasi harga bergejolak (volatile) sebesar 1 persen.
“Tekanan inflasi tahunan komponen harga bergejolak lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas yang memberi andil selama satu tahun terakhir adalah beras, telur ayam ras, tahu mentah, dan bawang merah,” katanya.
“Kemudian untuk inflasi komponen inti secara tahunan terus mengalami penurunan selama 2023,” sambung Pudji.
Sebagai informasi, pemerintah membidik angka inflasi tahunan sebesar 3 persen plus minus 1 persen bisa dicapai pada semester II 2023. Tren inflasi yang kini terus melandai diharapkan bisa kembali ke level normal sesuai target tersebut.