Jakarta, Metapos.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan keterlambatan laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) edisi Januari 2025 lantaran adanya datanya yang belum stabil karena berbagai faktor.
“Banyak pertanyaan dari teman-teman media kenapa waktu itu bulan Februari tidak dilakukan untuk bulan Januari, mungkin untuk menjelaskan beberapa hal terkait pelaksanaan APBN diawal tahun, yang kita melihat datanya masih sangat belum stabil karena berbagai faktor, baik dari sisi belanja maupun pelaksanaan pendapatan serta pembiayaan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis, 11 Maret.
Sri Mulyani menyampaikan, pemerintah memutuskan untuk menunggu data yang lebih stabil sebelum melaporkan kinerja APBN 2025 dengan dasar yang jauh lebih bisa stabil.
“Mungkin kalau istilahnya mangga dengan mangga, sehingga tidak terjadi kemungkinan terjadinya salah interpretasi,” jelasnya.
Sri Mulyani menyampaikan APBN 2025 merupakan instrumen keuangan negara pertama di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya telah mengunggah laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) per 31 Januari 2025, yang biasa dikenal dengan sebutan APBN Kita di situs resmi kemenkeu pada Rabu, 12 Maret 2025.
Namun, dokumen tersebut segera dihapus dari situs tersebut setelah diunggah.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan Deni Surjantoro membenarkan hal itu lantaran agar dapat disampaikan lebih komprehensif pada konferensi pers hari ini.
“Di takedown dulu karena kebetulan konpers APBN Kita dimajukan besok jam 10 pagi, sehingga maksudnya agar besok sekalian APBN Kita bisa dijelaskan secara lebih komprehensif,” ujarnya, Rabu, 12 Maret.