JAKARTA,Metapos.id – Di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, kawasan Asia Pasifik dipandang lebih baik dibandingkan kawasan negara maju karena pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik diperkirakan lebih terjaga, sementara kawasan negara maju mengalami perlambatan lebih dalam.
Selain itu kawasan Asia adalah motor ekonomi dunia dan peranannya semakin penting dalam ekonomi global. Lantas, bagaimana peluang investasi pada pasar saham di kawasan Asia Pasifik?
Mari kita simak penjelasan Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)
1.Melirik pasar Asia Pasifik
Seiring dengan melambatnya pertumbuhan global, kawasan Asia Pasifik diperkirakan juga mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun 2023. Namun, tingkat penurunannya diperkirakan lebih kecil dibandingkan kawasan negara maju.
Beberapa faktor yang menjadi pendorong bagi kawasan Asia Pasifik antara lain tingkat inflasi yang lebih rendah, kenaikan suku bunga yang relatif lebih kecil, dan normalisasi aktivitas ekonomi pasca membaiknya pandemi.
Secara historis, ekonomi Asia diuntungkan oleh kebijakan moneter akomodatif Amerika Serikat dan perekonomian China yang kuat. Kondisi tersebut diperkirakan dapat terjadi di 2023 dan berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar Asia.
Sebagai kawasan dengan jumlah populasi terbesar di dunia, kontribusi Asia Pasifik terhadap perekonomian global terus meningkat, dari 27% di tahun 2000 menjadi 37% di tahun 2021. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat ke depannya. Bahkan India, China, dan negara-negara ASEAN memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tahun 2023, masing-masing sebesar 6,1%, 5,2%, dan 4,5%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang sebesar 3,1%.
2.Diversifikasi aset
Peluang pertumbuhan di kawasan Asia dapat dimanfaatkan oleh para investor dengan cara mengalokasikan sebagian portofolio pada investasi di pasar saham kawasan ini. Jangan lupa lakukan diversifikasi dengan berinvestasi di beragam negara dan sektor untuk menjaga tingkat risiko portofolio Anda. Potensi imbal hasil investasi di pasar saham tentunya dapat lebih tinggi daripada sekedar simpanan dolar AS. Namun perlu diingat bahwa dalam investasi berlaku hukum high risk high return, sehingga sesuaikan alokasi portofolio dengan profil risiko dan tujuan finansial Anda.
Reksa dana saham syariah offshore merupakan alternatif investasi yang dapat digunakan oleh para investor untuk memanfaatkan peluang ini. Investor dapat mencari reksa dana saham syariah offshore yang portofolionya terdiri dari saham-saham perusahaan Asia terdepan berskala global dengan pendapatan mancanegara dan tema investasi terkini seperti digitalisasi, otomatisasi, energi baru dan terbarukan, teknologi kesehatan, dan kendaraan listrik.
Sebagai contoh, sejak 1 Januari hingga 14 Februari 2023 (YTD 14 Februari 2023), reksa dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) memberikan imbal hasil sebesar 7,01%. Portofolio MANSYAF berisikan berbagai saham milik perusahaan-perusahaan di berbagai negara yang ada di kawasan Asia Pasifik (kecuali Jepang).
Selain itu ada pula reksa dana Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS (MAGOLD) yang memberikan imbal hasil sebesar 4,51% YTD 14 Februari 2023.
MAGOLD berinvestasi pada dua perekonomian terbesar di kawasan negara berkembang, yaitu China dan India.