Jakarta, Metapos.id – Perusahaan asal Jepang, yaitu Shikoku Electric Power Company Incorporated (Yonden) melalui anak usahanya yaitu SEP International Netherlands BV (SEPI) akan segera mengambil alih sebanyak 1,62 miliar saham atau setara 25 persen dari modal disetor PT Hero Global Investment Tbk (HGII).
Merujuk prospektus, transaksi ini akan dilakukan maksimal satu bulan sejak IPO.
PT Hero Global Investment Tbk (HGII) telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2025.
Adapun transaksi dilakukan dengan harga penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) HGII, yakni sebesar Rp200 per saham, sehingga total nilai transaksi ini mencapai sebesar Rp325 miliar.
Adapun, transaksi ini sebelumnya telah disepakati dan tertuang dalam perjanjian jual beli saham bersyarat (conditional sale and puchase agreement/CSPA) yang telah ditandatangani akhir tahun 2024 lalu antara para pemegang saham HGII dan Yonden.
“Dengan bergabungnya Yonden, maka komposisi saham HGII menjadi 55 persen dimiliki para pendiri perseroan sebagai pengendali, Yonden 25 persen lalu publik 20 persen,” ujar Presiden Direktur PT Hero Global Investment Tbk, Robin Sunyoto dalam keterangannya, dikutip Kamis, 23 Januari.
Robin menjelaskan, Yonden merupakan perusahaan yang tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507 berdiri sejak tahun 1951 dengan bisnis inti penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang dengan portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 MW bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya.
Berdasarkan laporan keuangan Yonden per 31 Maret 2024, Yonden memiliki total aset Rp167 triliun dan operating revenue sekitar Rp81 triliun.
Yonden berinvestasi di perusahaan energi mancanegara seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Myanmar serta Vietnam.
“Yonden merupakan kemitraan strategis bagi HGII untuk mempercepat pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia,” jelasnya.
Robin menyampaikan dukungan teknis dan pengalaman Yonden dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance) pembangkit listrik akan memperkuat kemampuan HGII dalam memastikan kinerja pembangkit listrik yang stabil dan efisien.
Selain itu, Robin menyampaikan bahwa pihaknya juga menargetkan untuk memiliki dan mengelola pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.
Robin mengatakan, pencatatan secara resmi HGII di BEI menjadi tonggak sejarah penting (milestone) bagi perseroan untuk meningkatkan bauran energi bersih.
Menurutnya, langkah ini sejalan dengan komitmen dan target pemerintah menuju karbon netral (net zero emission) pada 2060.
“Komitmen HGII dalam melakukan ekspansi bisnis energi ramah lingkungan juga sejalan dengan pemerintah untuk akselerasi energi baru terbarukan,” jelasnya.
Robin menyampaikan Dana IPO HGII sebesar Rp260 miliar akan digunakan untuk pembangunan energi baru terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) kapasitas 10 MW yang keduanya berlokasi di Sumatra Utara.
Dia menjelaskan, PLTA 25 MW diestimasi mulai konstruksi tahun 2025, sedangkan PLTM 10 MW diestimasi mulai konstruksi tahun 2026.
Kedua pembangkit hidro tersebut ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada 2028.
Secara keseluruhan HGII akan membangun pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW dan pembangkit EBT jenis lainnya yaitu biomassa (8 MW), biogas (6 MW), dan surya (10 MW) dalam 6 tahun ke depan.
Robin menjelaskan, pembangunan tersebut bertujuan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.
“Dana dari IPO HGII akan digunakan untuk ekspansi pembangkit EBT. HGII menargetkan untuk memiliki dan mengelola pembangkit EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031,” ungkapnya.
Hero Global Investment melepas 1.300.000.000 lembar saham biasa atau 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO total 6.500.000.000 saham.
Penjamin pelaksana emisi efek IPO HGII adalah PT OCBC Sekuritas Indonesia dengan porsi penjaminan 86,82 persen dan PT UOB Kay Hian Sekuritas 13,18 persen.
Selain itu, Hero Global Investment merupakan perusahaan induk yang telah berdiri sejak 2010. Sebagai perusahaan swasta nasional yang berkembang pesat di sektor energi terbarukan di Indonesia, HGII telah memiliki dan mengoperasikan PLTM Parmonangan-1 kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW.
Kedua PLTM ini berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW yang berlokasi di Provinsi Riau.
“Kami optimistis dengan pertumbuhan konsumsi listrik Indonesia 5,4 persen pertahun, target bauran energi bersih 31 persen di tahun 2050, potensi energi baru terbarukan di Indonesia yang melimpah dan beragam, kontrak jangka panjang dengan pelanggan, kemitraan strategis dengan Yonden, maka HGII dapat mencapai target 100 MW pembangkit EBT pada 2031 dengan profitabilitas berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk diketahui, HGII berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih per 30 Juni 2024 sebesar Rp26,3 miliar, atau naik 22,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp21,5 miliar.
Ekuitas HGII per 30 Juni 2024 sebesar Rp469,57 miliar atau naik 3,6 persen (yoy).
Sementara itu, aset HGII sebesar Rp727,9 miliar. HGII juga mencatatkan rerata pertumbuhan produksi listrik (CAGR) selama periode 2021-2023 sebesar 25,9 persen per tahun.