Jakarta, Metapos.id – PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) yang merupakan anggota Holding BUMN Danareksa kian gencar mengembangkan Ekosistem Perdagangan Komoditas melalui Sinergi dengan berbagai pihak, seperti Pemerintah Pusat melalui Kementrian terkait, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan pelaku terkait untuk melakukan Transformasi pada sistem Perdagangan komoditas di berbagai daerah. Sinergi dan Transformasi ini dilakukan untuk menjawab tantangan Ketahanan Pangan yang dihadapi oleh Indonesia. Tantangan ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor yang berkesinambungan, seperti produktivitas produksi pangan, kualitas, harga, dan kesejahteraan dari petani itu sendiri.
Sebagai contoh, pada pertengahan tahun 2024 ini, beberapa daerah produsen komoditas yang termasuk dalam 11 (sebelas) Cadangan Pangan Pemerintah sedang panen raya. Akan tetapi, mayoritas produsen yang notabenenya adalah petani menghadapi masalah penurunan harga karena melimpahnya pasokan saat panen. Budi Susanto, Direktur Utama PT KBI mengungkapkan, “Seperti yang kita tahu, harga komoditas akan cenderung mengalami penurunan pada saat panen. Padahal jika petani dapat memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan ekosistem yang mengelilinginya, petani dapat melakukan tunda jual sambil menunggu pergerakan harga dan mendapatkan pembiayaan untuk melakukan produksi komoditas selanjutnya.”
PT KBI yang bergerak di bidang usaha Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi Pasar Lelang Komoditas (PLK) dan Pusat Registrasi Sistem Resi Gudang (SRG) terus berperan aktif untuk membangun ekosistem PLK dan SRG yang terintegrasi agar memberikan added value secara ekonomi bagi pelaku yang terlibat. Resi Gudang menjadi instrumen penting dalam perdagangan komoditas dan juga Ketahanan Pangan Nasional. Hal ini karena pada SRG memungkinkan petani, pengusaha, dan pemilik komoditas untuk menjadikan barang yang disimpan di gudang sebagai jaminan keuangan atau sebagai komoditas yang siap diperdagangkan. Dalam hal ini, PT KBI melalui anak usahanya, yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (PT KPBI) yang merupakan lembaga pembiayaan non-bank berkomitmen untuk ikut meningkatkan kesejahteraan petani
melalui pemberian pembiayaan komoditas.
PT KBI dan PT KPBI menjalin kerja sama dengan beberapa Pemerintah Provinsi untuk menjalankan Program Korporasi Petani dengan tujuan agar Ekosistem Perdagangan Komoditas dapat menjangkau seluruh petani Indonesia. Pada tahun 2024 ini, PT KBI telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan BUMN di Kawasan Industri, sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi, mendorong kemandirian petani, serta memperkuat kedaulatan pangan. Selain itu, konsep Korporasi Petani juga hadir dengan tujuan untuk mengubah pola pikir petani dari produsen saja menjadi produsen dan entrepreneur secara bersamaan. Petani diharapkan untuk tidak hanya fokus pada proses on-farm (selama masa bercocok tanam), tetapi juga memperhatikan aspek off-farm (setelah masa panen).
Budi menambahkan, “Kami memiliki mimpi yang besar untuk perkembangan Ekosistem Perdagangan Komoditas ini, kami ingin membangun integrasi dari ketiga lini bisnis yang kami punya, yaitu SRG, PLK dan PBK. Komoditas yang sudah disimpan dalam gudang RG dapat diperjualbelikan dalam pasar lelang sehingga tercipta transparansi harga dan pada akhirnya menjadi price reference bagi bursa komoditas untuk digunakan sebagai acuan harga trading. Kami juga memproyeksikan pemanfaatan RG akan terus mengalami peningkatan dalam waktu mendatang.”
Potensi besar komoditas yang belum dioptimalkan ini tentunya menjadi pekerjaan rumah, tidak hanya Pemerintah namun juga seluruh pihak dari pusat hingga daerah. Sebagai salah satu kontribusi nyata dalam mendukung optimalisasi potensi komoditas, PT KBI terus melakukan sosialisasi dan edukasi baik kepada instansi maupun masyarakat luas mengenai Sistem Resi Gudang dan keterkaitannya dengan Pasar Lelang Komoditas. Bahkan, untuk mendukung fungsinya sebagai pusat registrasi, PT KBI memiliki aplikasi IS-Ware NextGen yang berbasis teknologi Smart Contract dan Block Chain untuk mempermudah petani dalam melakukan registrasi komoditasnya ke sistem resi gudang.
Dengan sistem registrasi yang dikelola oleh PT KBI, setiap RG yang terdaftar dijamin keamanannya, keasliannya, serta dapat diakses dengan mudah oleh para pelaku pasar. Terkait pemanfaatan RG, Data PT KBI menyebutkan, pada bulan Juli 2024 jumlah penerbitan RG mencapai 688, naik 154.8% secara yoy dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 270. Jika dibandingkan dengan data tahun 2023, Penerbitan RG naik sebesar 42%. Dari sisi pembiayaan juga terdapat peningkatan sebesar 224% secara yoy, dari 339 Milliar pada Juli 2023 menjadi 1.1 Triliun pada Juli 2024, dan secara keseluruhan naik sebesar 95%.