Jakarta, Metapos.id – Yayasan Jiva Svastha Nusantara bersama Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Bandung resmi meluncurkan kampanye kesadaran pentingnya air
higienis bagi kesehatan masyarakat. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang bahaya air yang terkontaminasi serta mendorong penerapan praktik pemilihan dan
pengelolaan air yang lebih aman.
Peluncuran kampanye ini bertepatan dengan kegiatan edukasi dan penyuluhan air bersih di Kelurahan Kujangsari, Bandung Kidul. Dalam kegiatan bertajuk “Kesehatan Dimulai dari Air Bersih”, Yayasan Jiva Svastha Nusantara dan IAKMI Kota Bandung menegaskan bahwa akses terhadap air minum yang higienis
dan bebas kontaminasi merupakan langkah utama dalam mencegah penyakit berbasis lingkungan seperti diare, tifus, dan kolera.
Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde, menjelaskan bahwa salah satu temuan di lapangan menunjukkan masih adanya kontaminasi bakteri E. coli dan coliform pada air yang dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu, edukasi mengenai pemilihan sumber air yang aman dan pengelolaannya
menjadi sangat penting.
“Kami menemukan bahwa masih ada masyarakat yang menggunakan air dengan potensi kontaminasi bakteri. Oleh karena itu, melalui kampanye ini, kami menghimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih sumber air dan menerapkan pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) agar kesehatan
tetap terjaga,” ujar Felicia.
Berdasarkan survei Yayasan Jiva Svastha Nusantara, mayoritas masyarakat Kota Bandung masih mengandalkan air dari depot air minum isi ulang sebagai sumber utama konsumsi air. Namun, banyak
dari mereka yang masih menggunakan galon bermerek yang sudah terlalu lama digunakan, sehingga meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.
Sebagai solusi, Yayasan Jiva Svastha Nusantara menginisiasi program penukaran galon lama dengan galon
baru yang tidak bermerek secara gratis. Program ini bertujuan untuk mengurangi risiko penggunaan galon yang sudah usang dan rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Ketua Umum IAKMI Kota Bandung, Nilla Avianty, turut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara memilih air minum isi ulang yang aman. Menurutnya, penting untuk memastikan kebersihan dan
keamanan depot air minum isi ulang sebelum membeli produk mereka.
Masyarakat harus memastikan bahwa depot air minum isi ulang yang mereka gunakan memilikikebersihan yang terjaga, bebas dari banjir, serta memiliki sertifikasi dan hasil uji laboratorium. Kualitasair dapat diidentifikasi secara kasat mata dengan memastikan airnya jernih, tidak berbau, tidak berasa,dan tidak berwarna.
Selain itu, masyarakat juga harus aktif menanyakan hasil uji laboratorium dari depotair minum yang mereka gunakan,” jelas Nilla.Dengan kampanye ini, Yayasan Jiva Svastha Nusantara dan IAKMI Kota Bandung berharap dapatmeningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya air higienis dalam menjaga kesehatan sertamendorong kebiasaan yang lebih baik dalam pemilihan dan pengelolaan air minum sehari-hari.
Selain itu, kampanye ini juga melibatkan komunitas setempat untuk membantu menyebarluaskaninformasi mengenai pentingnya air higienis. Melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk media sosialdan kegiatan langsung di lapangan, Yayasan Jiva Svastha Nusantara berharap dapat menjangkau lebihbanyak masyarakat dan membangun kesadaran kolektif terkait isu ini.
Sebagai bagian dari upaya advokasi, Yayasan Jiva Svastha Nusantara dan IAKMI Kota Bandung jugamendorong adanya kebijakan lokal yang lebih ketat dalam pengawasan kualitas air minum isi ulang.Kolaborasi dengan pihak pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat menghasilkan regulasiyang lebih baik untuk memastikan standar keamanan air bagi masyarakat.
Di masa mendatang, Yayasan Jiva Svastha Nusantara berencana untuk memperluas program ini kedaerah lain yang juga mengalami permasalahan serupa terkait air minum. Dengan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan edukasi dan akses terhadap air higienis, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit akibat air yang terkontaminasi.