JAKARTA,Metapos.id – Otoritas moneter Bank Indonesia (BI) diketahui melanjutkan semangat sinergi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Kali ini para petinggi BI hadir langsung di dalam penyelenggaraan GNPIP di Palu, Sulawesi Tengah bersamaan dengan pencanangan program Manajemen Pola Tanam yang Terintegrasi (Mata Tani).
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan Mata Tani menyediakan database terintegrasi secara realtime, khususnya komoditas padi dan tanaman hortikultura yang diperbarui oleh penyuluh pertanian tingkat kecamatan guna mengoptimalkan produksi pangan strategis di daerah.
Di samping itu, terdapat beberapa program pendukung lainnya seperti gerakan urban farming bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Palu dan Kabupaten Morowali Utara untuk memenuhi kebutuhan pasokan cabai serta memberikan aktivitas produktif bagi masyarakat setempat.
“Sulawesi Tengah menjadi nominator TPID terbaik tingkat provinsi di wilayah Sulawesi pada TPID Award 2022. Capaian ini merupakan rekognisi yang positif, serta merupakan bukti nyata kerjasama yang baik antara BI, Pemda Provinsi Sulawesi Tengah dan pihak terkait lainnya. Hal ini tentunya menjadi penyemangat dalam berkolaborasi menjaga kestabilan harga, terutama kelompok pangan bergejolak (volatile food),” ujarnya di laman resmi, Senin, 30 Oktober.
Menurut Dody, kenaikan inflasi pangan di Indonesia dipengaruhi dari sisi suplai, yang coba ditanggulangi melalui GNPIP.
Dia menjelaskan terdapat tiga fokus utama implementasi GNPIP di jangka pendek. Pertama, operasi pasar yang didukung ketersediaan dana termasuk belanja tak terduga dari APBD.
Kedua, Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang didukung digitalisasi dan subsidi transportasi. Ketiga, ketahanan pangan program end-to-end dari hulu ke hilir.
“Serta perlu upaya juga untuk kegiatan pendukung lainnya di sisi manajemen produksi dan pengelolaan ekspektasi masyarakat yang perlu ditingkatkan di daerah,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura turut menyampaikan komitmen dan dukungan terhadap seluruh upaya kolaborasi dalam pengendalian inflasi.
Kata dia, TPID berperan besar dalam menjaga kestabilan harga melalui langkah-langkah preventif sebelum gejolak harga terjadi, seperti mengevaluasi sumber dan potensi tekanan inflasi di masing-masing daerah, serta kuratif setelah gejolak harga terjadi.
“Sinergi kebijakan ini menunjukkan semakin tingginya perhatian pemerintah daerah terhadap upaya bersama untuk mengendalikan harga,” ucap Rusdy.
Pada agenda tersebut disepakati penandatangan KAD antara Provinsi Sulawesi Tengah dengan Provinsi Sulawesi Barat untuk komoditas hortikultura dan telur ayam, serta dengan Maluku Utara untuk komoditas hortikultura.
Selain itu, dilakukan juga pencanangan Gerakan Urban Farming Komoditas Cabai melalui pembagian 7.700 bibit kepada Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Palu, pembagian 1.500 bibit kepada pondok pesantren, dan penyampaian program Dedikasi Untuk Negeri berupa fasilitas alat mesin pertanian serta sarana produksi kepada Kelompok Tani.