JAKARTA,Metapos.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan di level 5 persen hingga 2045 mendatang. Hal ini karena didukung empat aspek yang dilakukan pemerintah.
Empat aspek yang dimaksud adalah hilirisasi sumber daya alam (SDA), sektor pangan dan perikanan, ekonomi digitalisasi hingga ekonomi dan keuangan syariah.
“Pertumbuhan ekonomi kita 5 persen setiap tahun sampai 2045 adalah angka yang wajar. Tapi tidak mudah bahwa bagaimana dengan kondisi dunia yang terombang-ambing justru kita punya potensi yang terus tumbuh,” katanya dikutip dari Instagram resminya @erickthohir, Senin, 10 Oktober.
“Kalau kita fokus kepada empat pertumbuhan ekonomi yang kita bisa dorong bersama-sama,” sambungnya.
Terkait hilirisasi sumber daya alam, kata Erick, bahan baku atau raw material akan diprioritaskan untuk industri dalam negeri. Dengan begitu, Erick meyakini ekspor bahan baku mentah bisa ditekan pemerintah.
Lebih lanjut, Erick mengatakan bahan baku dalam negeri yang diekspor ke luar negeri untuk industri asing, hanya mendorong pertumbuhan ekonomi negara lain. Karena itu, kata Erick, sudah saatnya Indonesia melakukan hilirisasi bahan baku SDA.
“Satu bagaimana sekarang kita harus memastikan sumber daya alam kita dapat di hilirisasi dan di industrialisasi di Indonesia kita sudah waktunya bahwa sumber daya kita raw material kita tidak boleh dikirim mentah-mentah seperti yang dahulu,” tegasnya.
Pada sektor pangan, kata Erick, pemerintah berupaya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Dengan potensi SDA yang dimiliki Indonesia sangat memungkinkan ambisi pemerintah bisa terwujud.
“Pertumbuhan lain yang kita harapkan bagaimana kita menjadi lumbung pangan dunia. Kelautan kita merupakan ekonomi yang hari ini masih belum mencapai potensinya,” ucapnya.
Sementara pada sektor ekonomi digital, Erick mengatakan ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai Rp4.500 triliun pada 2030. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
“Ketiga digitalisasi ekonomi. Ekonomi digital kita tahun 2030 akan mencapai Rp4.500 triliun. Angka yang luar biasa, ini potensi yang merupakan terbesar di Asia Tenggara untuk digital ekonominya 40 persen,” jelasnya.
Terakhir, adalah ekonomi dan keuangan syariah. Erick meyakini sektor ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini seiring dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekonomi syariah agar tumbuh dan berkembang, bahkan menjadi pemain utama global.
“Jika salat tiang agama, maka ekonomi syariah adalah salah satu tiang pertumbuhan negara kita. Sebagai negara dengan muslim terbesar di dunia, sudah waktunya ekonomi syariah bangsa kita memimpin paling depan,” tuturnya.