Jakarta, Metapos.id – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) akan menindak pengembang perumahan yang tidak membangun rumah subsidi berkualitas.
Pasalnya, Ara bilang, dalam beberapa waktu terakhir ini pihaknya meninjau sejumlah lokasi perumahan dan menemukan banyak rumah subsidi tidak memenuhi standar kualitas.
“Cukup banyak temuan rumah subsidi itu. Ada (yang) rusak (karena) banjir padahal baru dibangun. Kami sudah meninjau ke lapangan beberapa waktu ini,” ujar Ara dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 13 Februari.
“Kami sudah minta dilakukan audit pagi ini, suratnya sudah kami kirimkan,” tambahnya.
Ara menyayangkan adanya temuan ini. Padahal, kata dia, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar pembangunan rumah subsidi tetap mengedepankan kualitas.
“Kami sangat sedih dan kecewa. Kami turun di tempat yang berbeda itu, kami menemukan cukup banyak masalah. Sementara, pesan Presiden rumah subsidi itu jangan sampai tidak berkualitas. Dia boleh bersubsidi, tapi berkualitas,” tegas Ara.
“Kalau perlu (kami) membuat blacklist daripada daftar pengembang yang tidak menjalankan sesuai aturan pembangunannya, karena jelas merugikan rakyat,” sambungnya
Di samping itu, menurut Ara, seharusnya para pengembang merasa senang dengan adanya program 3 Juta Rumah. Sebab, program tersebut bisa meningkatkan pendapatan bagi para pengembang yang mengerjakannya.
“Program ini akan kami kedepankan. Karena membutuhkan banyak developer. (Developer) happy dan bank juga senang, karena dia kredit macetnya rendah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian PKP menemukan sedikitnya 14 pengembang di Jabodetabek yang membangun perumahan tidak layak huni.
Hal ini diketahui usai Menteri Ara beberapa minggu terakhir melalukan peninjauan terhadap perumahan subsidi yang masuk dalam kategori FLPP dan ditemukan sedikitnya 14 pengembang nakal di Jabodetabek.
Diketahui, para pengembang nakal itu membangun rumah tidak layak fungsi, mulai dari tanah yang tidak dipadatkan, penyediaan saluran sanitasi tak baik hingga pembuangan air tak sempurna.
Selain itu, sejumlah pengembang tersebut juga tidak memerhatikan struktur bangunan karena mudah rapuh atau tembok yang retak.