Jakarta,Metapos.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin tasrif mengatakan, Indonesia memiliki program efisiensi energi dengan memanfaatkan gas yang berlimpah.
Mirisnya, di tengah pasokan gas yang melmpah, Indonesia masih melakukan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) kurang lebih 5,5 juta ton per tahun.
“Elpiji kita masih impor lebih dari 5,5 juta ton per tahun dan trennya terus meningkat. Sementara kita memiliki gas yang masih berlebih yang kita ekspor,” ujar Arifin Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat, 22 Desember.
Apalagi, kata dia, kecenderungan prouksi gas dalam negeri akan terus bertambah seiring dengan temuan sumber gas baru.
Tahun ini Arifin menyebut Indonesia melalui SKK Migas dan KKKS menemui beberapa discovery yang akan terus didorong agar produksinya dapat dipercepat dalam beberapa tahun ke depan.
“Gas inilah yang bisa gantikan LPG yang bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hotel dan menggantikan LPG yang kita impor,” imbuh Arifin.
Selain dengan menambah cadangan gas, pemerintah saat ini gencar menekan impor elpiji dengan mendorong beberapa program antara lain gasifikasi batu bara yang dinilai dapat memangkas impor elpiji hingga 1 juta ton per tahun.
Kemudian pemerintah juga mendorong jaringan gas (jargas) rumah tangga.
Manfaat program jargas dapat membantu mengurangi impor LPG sebesar 83,5 juta kilogram per tahun dan menghemat biaya subsidi energi pemerintah sebesar Rp474 miliar per tahun dengan perhitungan per jumlah pelanggan jargas eksisting.
Terakhir, pembagian alat masak liostrik yang dinilai efektif mengurangi konsumsi elpiji sehingga dapat memangkas impor.