Jakarta, Metapos.id – Meningkatnya harga emas dunia turut mendorong antusiasme investasi masyarakat Indonesia terhadap logam mulia. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, mengatakan, untuk menjawab lonjakan permintaan tersebut, MIND ID melalui Antam dan PT Freeport Indonesia (PTFI) terus memperkuat cadangan dan produksi emas.
“Kebutuhan emas memang meningkat secara signifikan. Kami terus memperkuat integrasi agar kebutuhan masyarakat bisa dipenuhi dari sumber daya mineral dalam negeri,” ujar Dilo, Senin, 21 April.
Dilo menambahkan, usia tambang emas Antam di Blok Pongkor kini tersisa sekitar tiga hingga empat tahun. Namun Antam telah memetakan potensi cadangan baru di berbagai wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, hingga Nusa Tenggara. Beberapa di antaranya diproyeksikan mulai direalisasikan dalam waktu dekat.
Sementara itu, PT Freeport Indonesia memiliki umur tambang sekitar 20 tahun dan saat ini memproduksi emas sebesar 50 hingga 60 ton per tahun melalui fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik.
“Ekspansi cadangan sangat diperlukan. Kami berkomitmen untuk memastikan kebutuhan emas domestik yang mencapai sekitar 70 ton per tahun dapat terus terpenuhi dari hasil produksi mineral dalam negeri,” jelas Dilo.
Lebih lanjut Dilo menjelaskan, terkait tingginya permintaan emas saat ini bank-bank sentral di berbagai negara mulai mengalihkan cadangan devisanya ke dalam bentuk emas sebagai strategi mitigasi terhadap ketidakpastian global. Pergeseran ini mendorong lonjakan permintaan, sekaligus berkontribusi terhadap kenaikan harga emas di pasar global dan domestik.
Tren ini juga diperkuat oleh penguatan nilai tukar dolar AS, terutama pada periode April hingga Juli, saat jatuh tempo pembayaran utang luar negeri dan pembagian dividen dari berbagai korporasi nasional.