JAKARTA,Metapos.id – Sekretariat B20 Indonesia bekerja sama dengan Partnership for Indonesia’s
Sustainable Agriculture (PISAgro) menggelar forum diskusi secara hybrid, terkait peremajaan lahan perkebunan, Senin (25/7/2022) kemarin. Diskusi ini memfasilitasi peran pemerintah, pelaku usaha dan akademisi untuk berbagi ide dan praktek terbaik terkait perkebunan yang inklusif.
Mengambil tema “Mendorong Percepatan Program Peremajaan Lahan Perkebunan untuk Petani Model Kemitraan Inklusif,” diskusi ini mengundang perwakilan pemerintah, pelaku usaha dan akademis bidang perkebunan yakni Musdhalifah Machmud, Deputi Koordinator Bidang Koordinasi Pangan & Pertanian,
Kemenko Perekonomian; Arif P. Rachmat, Chair of B20 Trade and Investment Task Force; Ganesan Ampalavanar, President Director of Nestle Indonesia and Co-Chair of PISAgro.
Hadir juga Rainer Heufors, Executive Director of CIPS, and Host of T20 Food Security & Sustainable Agriculture Task Force; Josephus K.T., Komisaris Utama Mandiri Investasi; Widyantoko Sumarlin, Chief Sustainability Officer at PT Kirana Megatara dan Insan Syafaat, Direktur Eksekutif PISAgro.
Dalam forum ini, perwakilan petani dan pemerintah daerah juga berbagi informasi mengenai perkebunan rakyat yang diwakili Rukaiyah Rafik, Kepala Sekolah Tani FORTASBI; dan Mohamad Irwan, Bupati
Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Sementara itu, hadir juga Fitrian Ardiansyah, Global Envoy for
Nature-based Solutions & Country Director untuk Indonesia dan Malaysia di IDH.
Diskusi ini memperlihatkan peran penting dan besar sektor perkebunan, utama perkebunan rakyat dalam ekonomi nasional di masa pandemi. Ditjen Perkebunan mencatat pertumbuhan volume ekspor 2020 hingga 2021, naik 3,4 persen dengan peningkatan nilai sebesar 44,8 persen. Ke depannya, potensi
pertumbuhan akan permintaan komoditas perkebunan akan terus meningkat.
Berdasarkan data Kementan, komoditas kakao, kopi dan karet, tingkat pengelolaan kebun rakyat mencapai 90 persen, sedangkan sawit mencapai 41 persen. Persoalannya, perkebunan rakyat terkendala produktivitas yang rendah akibat benih bermutu rendah, rendahnya penerapan Good Agricultural Practice
serta lahan perkebunan yang sudah memasuki usia tua seperti di sawit yang rata-rata usia pohonnya sudah 25 tahun dan tidak lagi produktif Pentingnya Kemitraan Pemerintah, Swasta dan Petani
Arif P. Rachmat, Chair of B20 Trade and Investment Task Force mengatakan kemitraan yang solid dan intens antara pemerintah, swasta dan petani bisa memajukan sektor perkebunan yang potensi ekonominya sangat besar dan menyerap lapangan kerja yang besar.
“Kolaborasi mengenai peremajaan ini penting sebagai solusi yang tepat dari masalah produktivitas petani kecil yang menjadi masalah kompleks. Selain itu, peningkatan produktivitas perkebunan menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Arif P. Rachmat saat memberikan sambutan pembukaan diskusi.
Hal senada juga dikatakan Musdhalifah Machmud, Deputi Koordinator Bidang Koordinasi Pangan & Pertanian, Kemenko Perekonomian yang mengatakan pemerintah terus menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan di bidang pertanian melalui upaya peremajaan perkebunan.
“Melalui skema closed-loop inklusif, petani akan terhubung dan terintegrasi dengan pemerintah, lembaga keuangan, industri sebagai off-taker, dan industri pendukung lainnya. Hal ini sangat penting, karena
petani merupakan tulang punggung, sentral dari sektor ini. Akses pembiayaan dan pelatihan harus dikuatkan bersama-sama,” ujar Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur Nestle Indonesia, dan Co-Chair PISAgro.
Dalam kesempatan yang sama, Rainer Heufors, Direktur Eksekutif CIPS dan Host of T20 Food Security & Sustainable Agriculture Task Force mengatakan setiap tahunnya terjadi penurunan jumlah petani kecil akibat kurangnya modal dan juga minimnya regenerasi keluarga petani. Hal ini harus jadi perhatian serius pemerintah dan swasta karena berdampak pada keberlanjutan dalam praktik pertanian.
Pada sesi pemaparan dan implementasi, Josephus KT, Komisaris Utama Mandiri Investasi mengatakan implementasi inklusi dan digitalisasi di sektor pertanian meningkat secara signifikan dalam skema kredit petani kecil. Sedangkan Widyantoko Sumarlin, CSO PT Kirana Megatara menjelaskan ide dan peran strategis swasta untuk membantu petani kecil dalam mengelola perkebunan rakyat.
Untuk studi kasus, Bupati Kabupaten Sigi Sulteng, Mohamad Irwan menyampaikan implementasi model loop tertutup inklusif memberikan dampak positif bagi ekosistem petani kecil, utamanya untuk komoditas kelapa, kopi, kakao, dan hortikultura. Rukaiyah Rafik, Kepala Sekolah Tani FORTASBI, menyampaikan
wawasannya tentang kebutuhan dasar petani dalam upaya peremajaan kebun.
Pada sesi terakhir, Fitrian Ardiansyah, Global Envoy for Nature-based Solutions & Country Director untuk Indonesia dan Malaysia di IDH dan Insan Syafaat, Direktur Eksekutif PISAgro, menyimpulkan
model closed-loop dan peremajaan perkebunan yang inklusif penting untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani kecil demi kesejahteraan serta keberlanjutan pangan di sektor pertanian.