Jakarta, Metapos.id – Smelter tembaga milik Amman Mineral telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini, Senin, 23 September.
Hadir dalam kesempatan yang sama , Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan dirinya berbangga dengan diresmikannya smelter ini karena dimiliki 100 persen oleh pengusaha Indonesia. Ia juga membandingkan smelter ini dengan Freeport yang 49 persen dimiliki oleh pihak asing sementara 51 persen dimiliki oleh BUMN.
“Kalau yang ini no asing, no aseng maupun BUMN. Ini milik mereka sendiri. Mudah-mudahan bayar pajak,” ujar Bahlil dalam sambutannya, Senin, 23 September.
Lebih jauh Bahlil mengatakan, Amman Mineral menjadi salah satu perusahaan dalam negeri yang diwajibkan oleh pemerintah untuk melakukan hilirisasi tembaga dan sehingga masih diizinkan melakukan ekpsor konsentrat tembaga.
Bahlil bilang, pada awal pembangunan smelter ini, Amman mineral menghadapi sejumlah tantangan seperti pandemi COVID-19 hingga belanja modal perusahaan.
“Saya tahu betul bagaimana susahnya mereka. Alasannya macam-macam. Alasan COVID-19, alasan Capex. Tapi saya bilang perintah presiden. kalau tidak tunduk, tidak dapat lagi pengiriman ekspor,” beber Bahlil.
Meski mewajibkan pembangunan smelter, Bahlil memastikan pemerintah juga memberikan insentif fiskal berupa tax holiday selama 20 tahun kepada Amman Mineral untuk mendukung investasi perusahaan pada pembangunan smelter ini.
Di hadapan Jokowi Bahlil juga menyebut Amman Mineral meminta agar tetap bisa melakukan ekspor konsentrat tembaga dengan biaya yang terjangkau lantaran peak produksi perusahaan baru terjadi pada Maret 2025.
“Tapi saya bilang resmikan dulu baru bicara biaya ekspornya. Itu bisa kita bicarakan,” tandas Bahlil.