JAKARTA,Metapos.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengajak jajarannya untuk terus mengembangkan talenta melalui berbagai cara demi mencapai kinerja terbaik.
Menurut dia, hal ini cukup penting karena pegawai Kemenkeu sebagai pengelola keuangan negara berhadapan dengan berbagai level ujian dan cobaan.
“Kita perlu terus memperkuat, mengembangkan, dan terus meningkatkan leadership sebagai pengelola keuangan negara karena ada empat level ujian dan cobaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 24 Januari.
Level pertama, sambung Menkeu, geopolitik dan global ekonomi. Kata dia, situasi saat ini harus dipahami oleh seluruh talenta Kemenkeu.
“Kementerian Keuangan sebagai pengelola keuangan negara harus paham bahwa global environment will continuously berubah, dinamis, dan kadang kadang bahkan sangat drastis,” tuturnya.
Kedua, perekonomian Indonesia. Disebutkan bahwa pengelola keuangan negara harus paham perekonomian Indonesia.
Dia menekankan, keuangan negara adalah alat negara dan instrumen untuk mengelola perekonomian Indonesia.
“Anda semuanya para leaders dari Kemenkeu yang mengelola keuangan negara apakah Anda bisa menggunakan instrumen ini menjawab tantangan perekonomian kita. Banyak tantangan yang semuanya membutuhkan leadership yang selalu paham, waspada, dan memiliki kompetensi untuk melihat arah dari kebijakan keuangan negara,” ungkapnya.
Level ketiga, Kemenkeu harus didukung dengan organisasi yang struktur bisnis dan model bisnis proses yang mumpuni dan menjawab berbagai tantangan.
Serta yang keempat, didukung oleh personaliti talent yang menjadikan organisasi Kemenkeu menjadi institusi yang siap dengan tujuan dan tantangan, siap dengan tanggung jawab, dan mampu melihat perubahan.
Bendahara negara berharap talent dan pimpinan Kemenkeu dapat menerapkan filosofi dari Ki Hajar Dewantoro. Yakni, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani.
“Jadi itu bukan filosofi baru, itu sudah disampaikan oleh banyak sekali wisdom. Artinya itu menggambarkan from time to time, dari masa ke masa itu langgeng berarti organisasi selalu membutuhkan leader dan leadership yang mampu bergerak di depan, di tengah, di belakang,” tutup Menkeu Sri Mulyani.