Jakarta,Metapos.id – SSIA mengumumkan bahwa mencatat pencapaian yang kuat pada FY23 di seluruh tiga segmen bisnis utama (properti, konstruksi, dan perhotelan).
- Pendapatan bersih SSIA pada kuartal IV 2023 meningkat sebesar 627,5%
secara kuartal ke kuartal menjadi Rp200,3 miliar dari Rp27,5 miliar pada
kuartal III 2023. Didorong oleh peningkatan pendapatan bersih dari segmen properti sebesar 2.796,7% menjadi Rp233,6 miliar dari Rp8,1 miliar pada kuartal III 2023. - PT Suryacipta Swadaya (SCS), bisnis utama Perusahaan, mengalami pemulihan yang luar biasa di sektor properti. Pada FY23, SCS berhasil menutup penjualan pemasaran sebesar 20,5 hektar (Rp391,8 miliar) dari tanah inventaris Suryacipta Karawang dan Subang Smartpolitan, meningkat 70,9% dari penjualan FY22 sebesar 12,0 hektar (Rp222,2 miliar). Saat ini, SCS memiliki backlog sebesar 4,0 hektar senilai Rp69,9 miliar. Meskipun SCS tidak mencapai
target penjualan tanah FY23 (30ha dari Karawang, 60ha dari Subang), SSIA melihat minat yang luar biasa, terutama dari China, di Kota Industri Suryacipta,Karawang, serta Subang Smartpolitan, pengembangan kota hijau industri terbaru SSIA. Perusahaan percaya bahwa minat ini akan membawa SSIA mencapai target penjualan pemasaran untuk Kota Industri Suryacipta Karawang dan Subang Smartpolitan, masing-masing sebesar 20 hektar dan 45
hektar pada tahun 2024. - Unit bisnis konstruksi SSIA, PT Nusa Raya Cipta Tbk (“NRCA”), berhasil
mengamankan kontrak baru senilai Rp2.924,7 miliar pada FY23, naik 24,3% dari Rp2.352,3 miliar pada FY22. - Sementara itu, pertumbuhan pada segmen perhotelan sebagian besar
didorong oleh Melia Bali Hotel (pendapatan naik 72,7% YoY), yang mengalami peningkatan pesat pasca pandemi yang melebihi tingkat pra-pandemi.
Sementara itu, Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, baru saja berganti merek,dan sebagian besar renovasi telah selesai pada November 2023. - Tiga bisnis utama SSIA diharapkan akan berperforma sangat baik pada tahun 2024, menyusul pemulihan dari pandemi COVID-19 pada tahun 2020 – 2022 dan hasil positif Pemilihan Umum Indonesia pada tahun 2024, terutama dalam penjualan kawasan industri, yang menunjukkan siklus positif seperti kisaran tahun 2010-2011.
SSIA melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp4.537,7 miliar pada tahun
- Pendapatan tumbuh sebesar 25,5% dari Rp3.614,9 miliar yang dibukukan
pada FY22. Peningkatan ini terutama didorong oleh kinerja yang kuat di tiga
segmen utama. Pendapatan properti meningkat sebesar 37,1% (Rp231,0 miliar),
sedangkan pendapatan di segmen bisnis konstruksi dan perhotelan SSIA
meningkat sebesar 17,5% dan 52,2% (masing-masing Rp430,2 miliar dan
Rp310,3 miliar).
- Laba kotor FY23 meningkat 44,6% YoY menjadi Rp1.327,2 miliar, naik dari Rp918,1 miliar di FY22, didorong oleh peningkatan laba kotor properti sebesar 58,5% (Rp172,8 miliar) dan peningkatan laba kotor perhotelan sebesar 56,9% (Rp211,3 miliar)
- EBITDA FY23 meningkat 58,6% YoY menjadi Rp726,0 miliar dari Rp457,6 miliar di FY22, yang disebabkan oleh peningkatan EBITDA properti sebesar 66,8% (Rp148,0 miliar) dan EBITDA perhotelan sebesar 97,4% (Rp119,1 miliar).
- Laba bersih konsolidasi SSIA pada FY23 adalah sebesar Rp176,6 miliar (naik dari rugi bersih pada 9M23 sebesar Rp23,7 miliar), meningkat 0,4% dari laba bersih sebesar Rp175,8 miliar pada FY22. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan 481,0% (Rp170,2 miliar) YoY pada segmen bisnis properti. - Posisi kas Perseroan pada FY23 sebesar Rp1.219,0 miliar, meningkat 7,3% dari Rp1.136,0 miliar pada FY22.
- Utang kena bunga sebesar Rp2.526,4 miliar pada FY23, turun 0,84% dari
Rp2.547,9 miliar pada tahun sebelumnya. Pada FY23, rasio utang/ekuitas (gearing) adalah 56,9%.