Jakarta,Metapos.id – Demi memastikan akses bisnis yang setara bagi kaum muda di Kupang,Standard Chartered Indonesia dan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menggelar Business Meet Up Event (pertemuan bisnis) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/10). Acara
yang digelar bersama peserta pelatihan Futuremakers ini turut dihadiri oleh perwakilan instansi pemerintah, lembaga keuangan, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 80 dari jumlah total lebih dari 400 peserta yang telah mendapatkan pelatihan UMKM Kriya selama setahun bersama Plan Indonesia dan mitra implementasi, Krealogi by
Du Anyam, memamerkan usaha mereka dalam tiga golongan kriya, yaitu totebag, anyaman, dan produk kriya umum. Peserta juga berlatih menggaet pasar baru melalui mekanisme lomba mewarnai yang dibuka untuk khalayak umum, dengan bahan dasar totebag yang mereka produksi sendiri.
Seluruh peserta pelatihan UMKM Kriya akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk memamerkan karya mereka masing-masing, namun dilakukan secara bertahap.Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menyampaikan, pertemuan bisnis ini bertujuan memastikan agar peserta program mendapatkan pengalaman riil. “Salah satu dukungan yang paling penting bagi pelaku usaha muda adalah akses menuju pasar.
Maka, Plan Indonesia selalu berupaya
agar kesempatan ini terbuka bagi setiap peserta program ketenagakerjaan dan kewirausahaan kaum muda, termasuk peserta Futuremakers yang hadir hari ini. Plan Indonesia berharap pertemuan bisnis
ini menjadi awal bagi pebisnis muda untuk bisa berkembang dan bersaing di pasar Nusa Tenggara Timur” ujar Dini dalam pembukaan pertemuan bisnis di Kupang, NTT (5/10).
Upaya yang dilakukan Futuremakers sejalan dengan potensi kriya yang ada di Kupang. Pada 2022,BPS Kupang mencatat, nilai investasi industri kriya (gabus, barang anyaman dari bambu, rotan, dan
sejenisnya) di Kupang mencapai Rp 43 miliar. Sementara, menurut Sakernas 2022, terdapat angkatan kerja sebesar 224.422 orang atau 61,33 persen di Kota Kupang, dengan 56,08 persen di antaranya
berstatus bekerja dan 5,25 persen mencari pekerjaan.
Futuremakers by Standard Chartered yang telah melatih kaum muda berusia 16-29 tahun dalam memulai usaha kriyanya sendiri diapresiasi oleh pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur. Penjabat
Gubernur NTT, Ayodhia G.L. Kalake, mengatakan, Futuremakers dan pertemuan bisnis tersebut membuka kesempatan ekonomi baru bagi para peserta.
Pemerintah mengapresiasi para kaum muda Kupang yang telah berjuang mengasah kemampuan
mereka melalui pertemuan bisnis ini. Upaya Standard Chartered Indonesia dan Plan Indonesia ini juga mengingatkan kita semua, bahwa kita perlu memberikan dukungan yang lebih optimal agar para
pengusaha muda bisa bersaing setara di pasar,” ujar Ayodhia.
Sementara, Diana Mudadalam, Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing, Indonesia & ASEAN Markets (AU, BN, PH), Standard Chartered, mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti nyata pemberdayaan ekonomi berkelanjutan yang dilaksanakan selama setahun terakhir bersama Plan
Indonesia.
“Kami memberikan apresiasi kepada para peserta Futuremakers by Standard Chartered yang telah berhasil belajar dan saat ini memiliki kemampuan dalam berkarya membuat kriya dan menjual
usahanya. Kami sangat bangga program ini telah berlangsung dengan baik, yang tidak lepas dari dukungan dan kerja sama mitra kami, yakni Plan Indonesia, dan juga pemangku kepentingan lainnya.
Kami berharap ini bisa menjadi awal yang baik untuk meningkatkan akses menuju peningkatan ekonomi yang berkelanjutan bagi generasi muda khususnya di Kupang,” ujar Diana.Diana menambahkan bahwa program Futuremakers by Standard Chartered merupakan inisiatif global
yang diluncurkan di tahun 2019 lalu sebagai bentuk kepedulian Bank terhadap komunitas sekitar lokasi operasionalnya.
Melalui pilar kewirausahaan yang merupakan bagian dari program Futuremakers,Standard Chartered bekerja sama dengan Plan Indonesia, untuk menyelenggarakan pelatihan UMKM
Kriya untuk proyek kewirausahaan di Nusa Tenggara Timur pada 2022.
Program ini bertujuan mendukung peningkatan kondisi ekonomi kaum muda di era pascapandemi COVID-19, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas, di wilayah tersebut. Program senilai USD 300.000 (Rp 4,3 miliar) ini didanai oleh Standard Chartered Foundation, dengan target mendukung sebanyak 400
peserta kaum muda, termasuk 240 orang perempuan dan 100 penyandang disabilitas, melalui pelatihan keahlian kerja dan pendampingan bisnis mikro.
Selain program ini Futuremakers by Standard Chartered juga menjalankan beberapa program pelatihan lain di Indonesia yang bertujuan untuk mendukung kaum muda dan perempuan untuk meningkatkan pendidikan, kemandirian dan tingkat
hidup mereka.