JAKARTA,Metapos.id – Para investor aset kripto, khususnya di Indonesia, memerlukan panduan mengelola aset digital satu ini di tahun 2023.
Pelaku investasi sekaligus crypto miner Prathama Nugraha menjelaskan bagaimana kemungkinan perkembangan pasar kripto ke depan. “Dinamika harga aset kripto sangat dipengaruhi oleh Bitcoin dan para investor kripto percaya bahwa volatilitas ini merupakan siklus
empat tahunan yang sudah berulang dalam satu dekade terakhir. Dibandingkan aset investasi lainnya,ukuran pasar kripto relatif kecil dan memiliki banyak potensi untuk berkembang.” ujar Prathama.
Dia melanjutkan bahwa setidaknya ada tiga variasi aktivitas investasi yang dapat dilakukan di pasar kripto, trading atau jual beli aset, mining atau produksi aset baru, dan stacking atau menyimpan aset
kripto untuk mendapatkan keuntungan pasif.
Dengan mengetahui perbedaan karakteristik ekosistem ini membantu para investor kripto di Indonesia untuk mengenali profil risiko investasi masing-masing sebelum memilih skema tersebut.
Sementara Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina, mengatakan normalisasi di sektor fiskal dan moneter menjadi prioritas pemerintah di tahun 2023.
“Indonesia memiliki modal yang besar menghadapi 2023 meskipun pertumbuhan ekonomi akan melambat. Hal ini diindikasikan dari tingkat inflasi yang diprediksi lebih rendah di 2023 dan potensi suku bunga pasar yang lebih rendah di akhir tahun. Selain itu, konsolidasi fiskal telah dilakukan dengan target
defisit kembali di bawah 3%. Meskipun begitu, masyarakat juga perlu tetap waspada terhadap volatilitas
pasar mengingat tahun ini menjadi tahun politik sebelum Pemilu 2024.” jelasnya.
Dian juga melanjutkan bahwa para investor aset kripto ini perlu memiliki kewaspadaan ekstra dalam berinvestasi di aset digital ini. Banyaknya kasus investasi bodong di aset kripto disebabkan oleh masyarakat yang tidak mengetahui praktik legal investasi kripto dan tergiur keuntungan secara instan.
“Satu-satunya ketidakpastian yang bisa ditolerir dalam kegiatan berinvestasi adalah dinamika pasar dan kondisi. Celah informasi ini bisa dikelola dengan meningkatkan literasi keuangan. Untuk bisa melindungi aset investasinya, investor aset kripto juga perlu melek regulasi yang mengatur aset digital ini agar bisa
terhindar dari praktik investasi ilegal.”
Berkaca dari masifnya perkembangan ekosistem blockchain dan kripto, Prathama juga menekankan tingginya antusiasme investasi aset kripto perlu dibarengi dengan kemampuan menilai dan membaca sentimen komunitas terhadap tren inovasi baru. “Seringkali investor aset kripto latah akan kemutakhiran
teknologi tanpa memeriksa kredibilitas infrastruktur digital yang mendukung produksi koin tertentu dan figur dibaliknya. Mengetahui rekam jejak individu dan perusahaan yang memproduksi aset kripto
setidaknya membantu mereka menimbang apakah investasi di koin ini layak dan berpotensi jangka panjang.” jelasnya.
Dalam acara tersebut, Head of Corporate Communications Pluang Kartika Dewi menyimpulkan bahwa diversifikasi aset menjadi strategi ampuh investor untuk melindungi nilai portofolionya di tengah
ketidakpastian ekonomi dan tetap membuka peluang keuntungan dari aset-aset lainnya, “Guna memitigasi harga aset kripto di tengah kondisi ekonomi yang belum bisa diprediksi, Pluang memfasilitasi upaya diversifikasi aset para investor dengan menyeimbangkan portofolio investasi. Langkah ini bisa
dilakukan di berbagai jenis aset kripto yang berbeda-beda seperti atau di pilihan aset lain seperti emas,reksadana, dan saham yang memiliki profil risiko relatif lebih rendah.”terangnya.