Jakarta,Metapos.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan Yayasan Bakti Barito meluncurkan program PASTI (Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia) pada Kamis (14/12) lalu di Jakarta. Program kemitraan ini diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI).
Kehadiran program PASTI mendukung target Pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, satu dari lima anak (21,6%) balita mengalami stunting. Anak dengan stunting memiliki risiko perkembangan otak yang dapat berakibat pada berkurangnya kemampuan kognitif, kesehatan secara keseluruhan, dan produktivitas kerja di masa depan.
Program kemitraan ini selaras dengan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia yang berada di bawah koordinasi BKKBN. Saat ini, PASTI dilaksanakan di delapan kabupaten di empat provinsi, yaitu Banten (Kab. Tangerang dan Kab. Pandeglang), Jawa Timur (Kab. Ngawi dan Kab. Malang), Kalimantan Barat (Kab. Melawi dan Kab. Sambas), dan Nusa Tenggara Timur (Kab. Kupang dan Kab. Sumba Barat Daya). Hingga akhir program pada tahun 2026 nanti, area implementasi PASTI ditargetkan akan mencapai total 16 kabupaten secara keseluruhan di empat provinsi tersebut.
Kepala BKKBN Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K) mengungkap bahwa perhatian dari USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT Bank Central Asia Tbk, dan Yayasan Bakti Barito, serta mitra lainnya seperti WVI menjadi sangat penting di tengah peran pemerintah yang terbatas. “Dalam mengatasi masalah yang mendasar, kemampuan pemerintah hanya 30%. Karena itu kerjasama untuk menurunkan percepatan penurunan stunting dengan para mitra menjadi sangat penting. Kami harap, dengan pendekatan yang strategis, edukasi kepada masyarakat menjadi kunci sukses di tengah kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang stunting yang rendah.”
Melalui kemitraan multi-sektor ini, PASTI akan menggunakan tiga pendekatan. “Pertama, melalui intervensi gizi terpadu berbasis konteks lokal yang menyasar keluarga berisiko stunting, terutama keluarga 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Kedua, melalui peningkatan kesadaran terkait stunting bagi remaja dan calon pengantin. Dan ketiga, melalui penguatan kelembagaan antar pemangku kepentingan dalam wadah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga kelurahan dan desa,” terang Chief of Party PASTI WVI dr. Maria Adrijanti MKM.
Melalui tiga pendekatan tersebut, implementasi PASTI diharapkan dapat berkontribusi dalam menjembatani celah yang signifikan pada upaya percepatan penurunan stunting di provinsi target.
“Kemitraan lintas sektor yang melibatkan dukungan dari berbagai lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, seperti program PASTI, diperlukan untuk mendukung upaya kita mencegah stunting dan meningkatkan gizi. Kolaborasi adalah kuncinya. Amerika Serikat, melalui USAID, bekerja sama dengan mitra sektor swasta untuk memanfaatkan sumber daya dan menerapkan praktik terbaik berbasis bukti untuk mendukung program penurunan stunting Pemerintah Indonesia,” demikian kata Direktur USAID Indonesia, Jeff Cohen.
Senada dengan itu, Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian A. Purbasari, mengatakan, “Saya berharap PASTI dapat mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia. Pendekatan proaktif dari PASTI merupakan upaya untuk membina sumber daya manusia yang berkualitas secara komprehensif sejak usia dini, di mana mereka nantinya akan berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.”
Sementara, Head of Policy and Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry mengatakan bahwa kemitraan merupakan faktor kunci. “Kolaborasi expertise dan resource dari masing-masing pihak bertujuan agar program lebih tepat sasaran, efektif, dan bisa menghasilkan dampak yang lebih optimal dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia.”
Keterlibatan para mitra dalam percepatan penurunan stunting juga merupakan komitmen untuk memajukan sumber daya manusia Indonesia agar semakin berdaya saing. Vice President Social Impact AMMAN, Priyo Pramono, menyebut bahwa melalui PASTI, AMMAN sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia berharap dapat turut bersinergi secara aktif untuk mengatasi isu mendasar kesehatan seperti stunting secara strategis dan terukur. “Kami berharap dapat memperluas jangkauan dari program intervensi stunting bersama para mitra, juga untuk mendapatkan pengetahuan lebih banyak mengenai penerapan strategi yang efektif di berbagai konteks yang berbeda di wilayah lain di Indonesia,” jelas Priyo.
Komitmen serupa juga dinyatakan oleh EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk, Hera F. Haryn. “Melalui program Bakti BCA yang berkontribusi pada PASTI, kami mempertegas komitmen untuk turut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui edukasi pencegahan stunting dan gizi sehat,” terangnya.