Jakarta, Metapos.id – Perkembangan teknologi di bidang kedokteran terus mengalami kemajuan pesat, salah satunya dalam bidang radiologi. Radiologi digital telah menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan akurasi diagnosis, efisiensi waktu, dan kenyamanan pasien.
Teknologi ini menggantikan sistem radiologi konvensional dengan kemampuan menghasilkan
gambar medis yang lebih jelas, cepat, dan mudah diakses. Namun, implementasi teknologi radiologi digital tidak hanya memerlukan perangkat yang canggih, tetapi juga pemahaman dan keterampilan
yang mendalam oleh tenaga kesehatan, termasuk radiografer.
Memiliki pengalaman dalam teknologi ini, PT Fujifilm Indonesia berkolaborasi dengan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang menggelar ‘Workshop dan
Launching Radiologi Learning Center’.
Kegiatan ini mengombinasikan penyampaian materi teori dan
sesi hands-on serta diikuti oleh 120 mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Poltekkes Kemenkes Semarang kelas regular dan alih jenjang bersama Pascasarjana Magister Terapan Imaging Diagnostik yang telah bekerja serta radiografer dari berbagai rumah sakit di Jawa Tengah.
Berlokasi di Kampus Poltekkes Kemenkes Semarang, workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang teknologi radiologi digital, meliputi prinsip kerja, manfaat, dan
penerapannya dalam praktik sehari-hari. Para peserta mendapatkan wawasan baru dari tim divisi medical PT Fujifilm Indonesia, serta dosen Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Poltekkes Kemenkes Semarang serta Pascasarjana Magister Terapan Imaging Diagnostik Poltekkes Kemenkes Semarang.
Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia, mengatakan bahwa sesi hands-on memberikan kesempatan bagi peserta untuk secara langsung mencoba alat digital radiologi yang diperkenalkan. Dengan pendekatan ini, diharapkan peserta tidak hanya memahami konsep
teknologi radiologi digital, tetapi juga terampil dalam pengoperasiannya, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.
“Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang radiologi melalui peningkatan
pemahaman dan keterampilan peserta terhadap radiologi digital” ungkap Masato.
Masato pun menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi momentum peresmian penggunaan perangkat radiologi digital di Poltekkes Kemenkes Semarang, yang diharapkan dapat menjadi
langkah awal dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang unggul, modern, dan berbasis digital.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi para peserta, khususnya dalam
meningkatkan pemahaman dan keterampilan terkait teknologi radiologi digital. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, kami juga optimis dapat mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta mendorong penerapan teknologi modern yang lebih efektif dan efisien,”imbuhnya.
Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung transformasi digital di sektor kesehatan, PT Fujifilm Indonesia juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan institusi pendidikan. Hal ini ditegaskan oleh Handra Effendi, Direktur PT Fujifilm Indonesia, dalam sambutannya.
“Kami di Fujifilm Indonesia terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan
teknologi kesehatan. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat membekali para tenaga medis dengan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini, sehingga mereka siap
menghadapi tantangan di dunia kerja,” ujar Handra.
Menanggapi kolaborasi ini, pihak akademisi juga memberikan pandangan positif. Pada kesempatan yang sama, Dr. Fatimah, S.ST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang, menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana peningkatan kompetensi bagi para mahasiswa dan tenaga kesehatan, tetapi juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut antara dunia akademisi dan industri.
“Dengan adanya pelatihan ini, mahasiswa dan tenaga medis dapat lebih memahami perkembangan terbaru di bidang radiologi digital. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi awal
dari kolaborasi strategis dalam pengembangan kurikulum berbasis teknologi terkini,” ujar Dr.Fatimah.
Sebagai penutup, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkrit dalam meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di bidang radiologi. Para peserta yang telah mengikuti ‘Workshop dan Launching Digital Radiologi’ akan memperoleh sertifikat ber-SKP 6 bagi tenaga kesehatan serta sertifikat umum
bagi peserta lainnya, sebagai bukti peningkatan kompetensi di bidang teknologi digital radiologi.