Jakarta, Metapos.id – PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) mencatatkan laba bersih sepanjang 2024 sebesar Rp3,4 triliun atau turun 29,8 pesen secara year on year (yoy) jika dibandingkan pada 2023 sebesar Rp4,8 triliun.
Meski demikian, penjualan bersih UNVR sepanjang 2024 sebesar Rp35,13 triliun atau turun 9 persen jika dibandingkan pada 2023 sebesar Rp38,61 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menyampaikan penurunan laba bersih sebesar 29,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan penurunan penjualan dan kenaikan investasi yang diperlukan dalam transformasi.
Disisi lain, Benjie menjelaskan perseroan tengah berfokus pada transformasi bisnis dan organisasi, dan baru-baru ini memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk mendivestasikan bisnis Es Krim.
“Langkah-langkah strategis ini menggarisbawahi komitmen Perseroan untuk memperkuat posisi di pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis, 13 Februari.
Benjie menegaskan sepanjang tahun 2024, pihaknya mengambil tindakan yang tegas dan berani untuk menangani masalah-masalah utama dengan semaksimal mungkin.
“Meskipun berbagai upaya tersebut berdampak pada kinerja jangka pendek, namun langkah-langkah ini berhasil memperkuat fundamental bisnis kami,” tuturnya.
Benjie menegaskan berbagai tindakan untuk me-reset atau menata ulang bisnis yang pihaknya lakukan akan meringankan biaya dan mendorong pertumbuhan.
“Kami mulai melihat progres dan kami percaya upaya-upaya ini akan membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ucapnya.
Ia menjelaskan prioritas utama pihaknya meliputi penajaman fokus pada area-area dengan potensi tinggi; menyelaraskan organisasi seraya membangun talenta yang kuat dan mumpuni dibidangnya seperti mempertajam keunggulan merek serta terus meningkatkan efisiensi dan pelaksanaan operasional.
Menurutnya dengan memastikan implementasi strategi yang efektif dan memberikan hasil yang terukur, kami memposisikan bisnis kami untuk kesuksesan jangka panjang.
“Dengan perencanaan yang matang dan upaya yang terarah, kami yakin bahwa Perseroan dapat menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang lebih kuat,” imbuhnya.
Diketahui, penjualan domestik terkoreksi sebesar 8.7 persen dari tahun ke tahun karena Pertumbuhan Harga Dasar (Underlying Price Growth/UPG) yang negatif sebesar 3,6 persen dan Pertumbuhan Volume Dasar (Underlying Volume Growth/UVG) yang negatif sebesar 5,2 persen.
Selain itu, penjualan setahun penuh secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai upaya tegas dan berani, yang bertujuan untuk mengatasi masalah operasional demi memprioritaskan pertumbuhan jangka panjang.
Sementara itu, marjin laba kotor sebesar 47,6 persen, terkoreksi sebesar 213 bps dibandingkan tahun sebelumnya sebagai dampak dari biaya transformasi dan pengurangan stok pelanggan. Hal ini karena ada perbaikan pangsa pasar selama tahun 2024 dibandingkan dengan posisi terendah di Desember 2023, walaupun masih di bawah posisi pangsa pasar secara year to date pada Oktober 2023.
Kemudian, launch dan relaunch 46 inovasi untuk memperkuat merek dan portofolio serta memanfaatkan segmen konsumen yang sedang bertumbuh.
Benjie menyampaikan perdagangan distributif yang sehat perseroan telah memperkuat saluran distribusi sebagai bagian dari transformasi yang dijalankan.
Menurutnya hingga saat ini, transformasi tersebut telah berhasil mengurangi stok di distributor sekitar 50 persen dibandingkan dengan level tahun 2021, mencapai level stok terendah selama lebih dari 10 tahun terakhir serta berdampak baik pada peningkatan pertumbuhan serta keuntungan Perseroan.
“Perseroan berhasil mencapai zero overdue (nol keterlambatan) dari mitra DT (Distributive Trade) dan menerapkan struktur harga yang konsisten dan transparan di penjuru market,” ucapnya.
Benjie menyampaikan perseroan mencatat marjin laba kotor yang sehat sebesar 47.6 persen, didukung oleh program reset biaya yang kuat di aspek operasional.
Menurutnya hal ini mencakup transformasi besar yang dilakukan di pabrik dan juga inisiatif produktivitas untuk yang berbasis non-pabrik. Mempertahankan marjin menjadi sangat penting untuk memposisikan bisnis demi profitabilitas dan keberlanjutan jangka panjang, memastikan kesuksesan yang berkesinambungan di pasar FMCG yang semakin kompetitif.
Benjie menyampaikan ke depannya perseroan tetap berkomitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan dibandingkan dengan kinerja jangka pendek, dan akan terus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi berbagai masalah operasional.
“Melanjutkan kemajuan yang telah dicapai pada 2024, Perseroan akan melanjutkan transformasi Go-To-Market di 2025 termasuk memperluas jangkauan distribusi langsung dan tidak langsung, serta memastikan eksekusi yang mulus di pasar,” imbuhnya.
Benjie menyampaikan peningkatan marjin laba kotor melalui efisiensi operasional dan peningkatan volume.
Menurutnya dalam membangun brand dan portofolio yang lebih kuat dan terus berinvestasi di balik brand untuk memastikan seluruh brand tetap kompetitif dan relevan.
Benjie menjelaskan karena upaya-upaya tersebut akan memberikan fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang, Perseroan mengantisipasi akan melihat manfaat dari tindakan reset tersebut pada paruh kedua tahun 2025.