JAKARTA,Metapos.id – Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury memastikan kinerja kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi yakni PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) tidak terpengaruh terhadap pelemahan rupiah.
Pahala menjelaskan, sampai dengan bulan AGustus 2022 kondisi kedua perusahaan memiliki kinerja yang sangat baik yang terlihat dari demand di tahun ini meningkat cukup signifikan baik itu di sisi permintaan untuk bisnis maupun untuk rumah tangga.
“Jadi kami melihatnya cukup positif meskipun terjadi pelemahan rupiah tidak ada kerugian valas yang cukup berarti di kedua BUMN tersebut,” ujar Pahala dalam acara Energy Corner yang digelar di Jakarta, Senin, 3 Oktober.
Ia mengakui, kedua BUMN tersebut memiliki kewajiban menggunakan valuta asing (valas) dalam melakukan transaksinya saat pengadaan sumber energi namun keduanya juga disiplin dalam menerapkan hedging yang telah ditentukan sesuai aturan yang berlaku, yaitu di atas 25 persen dari net kewajiban perusahaan.
“Jadi kita belum lihat pelemahan rupiah mempengaruhi kinerja kedua BUMN tersebut. Di sisi lain ada beberapa hal yang memberikan manfaat positif kepada Pertamina dan PLN,” ujarnya.
Bahkan, tambah Pahala, saat ini Pertamina mendapat keuntungan di sisi upstream dan PLN juga memperoleh keuntungan yang berasal dari permintaan industri yang saat ini kembali meningkat.
“Pertamina memiliki Wilayah Kerja (WK) sehingga paruh pertama ini pendapatannya meningkat cukup signifikan dari sebelumnya. Sementara PLN permintaan dari industri mengalami peningkatan signifikan juga. Jadi kami lihat sejauh ini pergerakannya masih sangat aman,” lanjutnya.
Sekadar informasi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.255 per dolar AS jika dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.227 per dolar AS.